JAKARTA— Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo memproyesikan industri perikanan nasional akan menyerap 300 ribu tenaga kerja. Sektor perikanan termasuk budi dayanya sepenuhnya pulih dari hantaman Covid-19.
Angka 300 ribu ribu tenaga
kerja ini didominasi oleh kebutuhan sebagai anak buah kapal (ABK) dengan kapasitas
produksi laut nasional mencapai 12,5 juta ton per tahun.
Dari angka tersebut, praktik penangkapan ikan hanya diizinkan
untuk 80 persen dari total potensi atau sekitar 10,5 juta ton per tahun.
“Sementara kemampuan produksi saat ini baru 7,9 juta ton. Artinya, masih ada 2,5 juta ton hasil perikanan yang belum tergali,” ujar Edhy usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Kamis (28/5/20).
Edhy memaparkan, untuk satu juta ton, seandainya satu kapal dengan ukuran 100 GT membutuhkan 10 ribu kapal. Bila satu kapal perlu 30 ABK, berarti perlu ada 300 ribu ABK.
Industri perikanan nasional belum optimal. Masih ada 10 ribu WNI yang justru bekerja sebagai ABK di Sabah, Malaysia. Apabila tata kelola perikanan tangkap nasional sepenuhnya diperbaiki, maka seluruh ABK nasional tersebut bisa diserap oleh industri dalam negeri.
Akibatnya Indonesia sulitnya mencari ABK. Kalau ada investor masuk kalau bisa ABK-nya dari luar negeri. Hanya saja ABK asing ini tidak diizinkan untuk menangkap ikan.
“Kami berharap semakin banyak lulusan SMK jurusan perikanan, lulusan perguruan tinggi, dan sekolah kedinasan yang menggeluti industri ini,” pungkasnya.