Kita bersaing dengan market leader di Asia, yaitu Korea. Pada saat yang sama, Thailand juga tengah melakukan pengembangan industri di sektor-sektor tersebut.
DINAMIKA industri kosmestika dalam negeri terus dikembangkan dan dipacu Kementerian Perindustrian. Sasarannya, agar mampu berdaya saing hingga pasar global. Logis saja karena Indonesia merupakan salah satu pasar produk kosmetik yang potensial. Sehingga, usaha ini cukup menjanjikan bagi produsen yang ingin mengembangkannya.
Ditetapkan target industri kosmetik dapat tumbuh hingga 9 persen pada tahun ini. Optimisme pertumbuhan itu cukup realistis mengingat kuatnya dorongnya permintaan pasar dalam negeri dan ekspor yang juga meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini seiring tren masyarakat yang semakin memperhatikan produk perawatan tubuh sebagai kebutuhan utama.
Kemenperin mencatat, industri kosmetika di Tanah Air mencapai 760 perusahaan pada tahun 2017. Sebanyak 95 persen industri kosmetika nasional digarap oleh sektor industri kecil dan menengah (IKM). “Dari industri yang skala menengah dan besar, beberapa sudah mengekspor produknya ke negara-negara di ASEAN, Afrika, Timur Tengah dan tujuan lain,” ujar Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono; dengan nilai ekspor US$516,99 juta pada 2017.
Kini pun Kemenperin tengah fokus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan daya saing industri kosmetika. Khususnya melalui berbagai program dan kebijakan strategis yang memperkuat struktur sektor tersebut. Di antaranya, dengan bertransformasi menerapkan teknologi digital untuk menciptakan nilai tambah tinggi di dalam negeri, seiring berlangsungnya era industri teknologi 4.0 saat ini.
“Makin ke sini, produk kosmetika makin menjadi kebutuhan primer bagi kaum wanita, yang merupakan target utama pasar industri kosmetika. Seiring dengan perkembangan zaman, industri kosmetika juga mulai merambah pasar pria dan anak-anak,” tutur Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto.
Pada saat bersamaan tumbuh tren masyarakat untuk menggunakan produk alami (back to nature). Tren ini membuka peluang munculnya produk kosmetik berbahan alami, seperti produk-produk spa yang berasal dari Bali. “Produk-produk spa ini cukup diminati wisatawan luar negeri. Dengan branding yang baik, produk kosmetik nasional akan dapat mencapai sukses seperti produk-produk kosmetik dari Korea Selatan,” tutur Menperin.
Dari aspek bahan baku, Indonesia memiliki keunggulan berkat keanekaragaman hayatinya, baik yang berasal dari darat ataupun laut. Ganggang laut dan marine collagen adalah bahan potensial untuk dikembangkan di pasar lokal dan global. “Jadi, perlu proses ekstraksi lagi untuk bahan baku kita. Misalnya, lidah buaya bisa menghasilkan kolagen dan ada essential oil, yang saat ini masih impor,” ucap Airlangga Hartarto.
Di negara-negara ASEAN sendiri sudah mulai fokus mengembangkan potensi wellness industry, yang meliputi industri farmasi, herbal, dan kosmetik. Indonesia sedang bersaing dengan market leader di Asia, yaitu Korea. Kini, Thailand juga tengah giat mengembangkan sektor tersebut. Itu sebabnya, kata Menperin, pengusaha lokal di Indonesia tidak boleh lengah, apalagi ketinggalan dengan sejumlah kompetitor tersebut. “Kita bersaing dengan market leader di Asia, yaitu Korea. Pada saat yang sama, Thailand juga tengah melakukan pengembangan industri di sektor-sektor tersebut,” tutur Menteri Airlangga Hartarto.●(dd)