octa vaganza

Industri Furnitur Tumbuh Positif 8,04% pada Triwulan I 2021

JAKARTA—-Industri pengolahan kayu di tanah air tumbuh positif sebesar 8,04% pada triwulan I 2021, setelah pada triwulan sebelumnya mengalami kontraksi.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan produktivitas industri pengolahan kayu dalam negeri terus meningkat.

“Hal ini menandakan meningkatnya permintaan pada sektor tersebut. Imbasnya ialah adanya peluang meningkatkan investasi di sektor ini,” kata Agus saat peresmian PT. Woodone Integra Indonesia di Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (25/5/21).

PT. Woodone Integra Indonesia melakukan perluasan investasi sebesar Rp255,8 miliar. Investasi ini khususnya untuk pengembangan produk pintu dari kayu.

Secara keseluruhan, perusahaan memproduksi barang bangunan dari kayu dan komponen bahan bangunan dari kayu yang meliputi wooden step, pintu kayu, stair riser, kusen kayu, list kayu/architrave, dan plinth kayu/skirting. Produk utama saat ini adalah pintu kayu dengan kapasitas produksi 35.000 set per bulan.

Selama ini, perkembangan permintaan global produk industri furnitur dan woodworking secara keseluruhan sangat menjanjikan, baik itu di dalam negeri maupun untuk ekspor.

“Ekspor produk furnitur (HS 9401-9403) di tahun 2020 mengalami peningkatan dengan nilai 1,91 miliar dolar atau meningkat 7.6% dari tahun 2019 yaitu senilai 1.77 miliar dolar,” tutur Agus.

Dari jumlah tersebut, Indonesia berada di deretan eksportir produk-produk funitur besar seperti Tiongkok, Jerman, Polandia, Italia, dan Vietnam. Negara-negara tujuan ekspor terbesar furnitur Indonesia tahun 2020 adalah AS, Jepang, Belanda, Belgia, dan Jerman.

Pada ekspor produk woodworking, khususnya pintu (HS 4418.20), tahun 2019 Indonesia juga masih berada pada deretan eksportir terbesar pintu dunia seperti Tiongkok, Canada, Polandia, Brazil, Jerman.

“Pada 2020, Indonesia berada di urutan enam besar pengekspor pintu dengan negara tujuan ekspor Inggris, Amerika Serikat, Belanda, Australia, dan Afrika Selatan,” paparnya.

Sementara itu, dalam upaya menjaga tetap stabilnya permintaan di dalam negeri, pemerintah terus memberikan stimulus fiskal dan moneter yang jumlahnya lebih tinggi dari implementasi saat krisis 2008.

Menperin menyebut, dalam hal belanja rumah tangga, pandemi mengakibatkan adanya fenomena reorganisasi signifikan belanja rumah tangga akibat pandemi, yaitu peralihan dari hiburan, pariwisata dan transportasi, ke sektor lain seperti produk teknologi dan kebutuhan menata atau renovasi rumah.

“Pola belanja furnitur dan renovasi rumah, termasuk pintu melalui gawai atau belanja online juga mengalami kenaikan yang sangat signifikan,” jelasnya.

Pergeseran pola belanja dan peningkatan belanja daring akibat pandemi ini semestinya menjadi peluang peningkatan pasar bagi industri furnitur dan woodworking, seperti yang dilakukan oleh PT. Woodone Integra Indonesia.

Perusahaan tersebut pada hari ini juga melakukan ekspor ke-1000 untuk pintu kayu sejumlah tigakontainer dengan nilai mencapai120.000 dolar AS. Pada Maret 2021, perusahaan telah mengirimkan sejumlah 35.450 set pintu serta 3.570 set tangga/BC.

“Kami mendorong agar Woodone bisa memproduksi hingga 100.000 set pintu per bulan,” pungkas Menperin.


Exit mobile version