JAKARTA—–Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira menuturkan, perkembangan Financial Technology (Fintech ) di Indonesia mampu menyumbangkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp25,97 triliun, secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar Rp8,94 triliun.
“Keduanya menjadi indikasi keberadaan Fintech telah mampu meningkatkan perekonomian lndonesia secara makro,” cetus Bhima.
INDEF bersama Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) memang membuat kajian tentang peran fintech terhadap perekonomian Indonesia dengan menggunakan analisis Input-Output (I-O). Riset ini mamakai data terakhir milik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada kuartal II 2018 tentang total penyaluran dana pinjaman sebesar Rp7,64 triliun, dengan jumlah peminjam 1, 47 orang.
Basis data OJK pada 2016 menyebutkan jumlah penyaluran dana fintech Rp200 miliar meningkat menjadi Rp7,6 triliun pada 2018. Itu artinya terjadi lompatan yang luar biasa, tidak saja di Jakarta, tetapi secara agregat terjadi di semua provinsi di Indonesia.
Fintech juga menyuntikan sokongan dana untuk UMKM, khususnya di sektor perdagangan, keuangan dan asuransi. “Selain itu Fintech berkontribusi menyumbang penyerapan tenaga kerja sebesar 215.433 orang yang tidak hanya dari sektor-sektor tersier,” tutupnya (van).