hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Indonesia Perkuat Akses Ekspor ke Pasar OKI Lewat Potensi Produk Halal

Seminar Potensi Bisnis Indonesia di Negara-Negara Anggota OKI.
Seminar Potensi Bisnis Indonesia di Negara-Negara Anggota OKI.

PeluangNews, Jakarta-Kredibilitas Indonesia di sektor halal global menjadi modal utama untuk memperluas ekspor ke negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Kesamaan nilai dan gaya hidup antarnegara muslim dinilai menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya di pasar tersebut.

Hal itu mengemuka dalam seminar bertajuk “Potensi Bisnis Indonesia di Negara-Negara Anggota OKI” yang digelar pada Jumat (17/10) di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 yang berlangsung pada 15–19 Oktober 2025.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan bahwa Indonesia berkomitmen memperkuat kerja sama ekonomi dalam forum OKI. “Indonesia berkomitmen untuk menyelesaikan proses ratifikasi Trade Preferential System among the OIC Member States (TPS-OIC). Kami terus berkoordinasi dengan berbagai kementerian dan lembaga untuk menyusun daftar komitmen menuju keanggotaan penuh TPS-OIC,” ujarnya.

Djatmiko menjelaskan, TPS-OIC memberikan penurunan tarif antarnegara anggota guna mendorong peningkatan arus perdagangan. Saat ini, 13 negara anggota OKI telah mengimplementasikannya, termasuk Malaysia, Arab Saudi, dan Turki.

Sementara itu, Direktur Perundingan Antar Kawasan dan Organisasi Internasional Kemendag Natan Kambuno menyoroti rendahnya kontribusi perdagangan antarnegara OKI. “Lebih dari 80 persen produk halal di pasar global justru dipasok negara non-OKI, sedangkan perdagangan intra-OKI baru sekitar 19 persen. Di sinilah pentingnya peran Indonesia sebagai produsen dan eksportir unggulan,” ujarnya.

Potensi besar juga datang dari Turki dan Arab Saudi. Atase Perdagangan RI di Ankara, Banny R. Ramadhani, mengatakan, “Jika Indonesia memperoleh tarif preferensi TPS-OIC, produk Indonesia akan jauh lebih kompetitif di Turki. Kami juga tengah mendorong kerja sama ekonomi bilateral melalui Indonesia–Türkiye CEPA.”

Sementara itu, Kepala ITPC Jeddah, Bagas Haryotejo, menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi Arab Saudi dan proyek pembangunan dalam Saudi Vision 2030 membuka banyak peluang ekspor baru, mulai dari makanan halal hingga furnitur dan plywood.

Direktur Eksekutif Kadin Indonesia Institute Mulya Amri menegaskan, “Indonesia memiliki reputasi kuat sebagai negara muslim terbesar dan menempati peringkat ke-3 Global Islamic Economy Indicator 2024/2025. Ini menjadi kekuatan untuk memperluas branding halal kita di pasar OKI.”

Selain pemerintah, pelaku usaha seperti Henry Bin Uyu Hidayat, Managing Director PT Imago Randau Harmoni, juga membuktikan potensi pasar halal global. Ia berhasil mengekspor madu artisan ke Uni Emirat Arab dan Qatar, bahkan menembus jaringan hotel besar di Bangkok. “Salah satu kelebihan Indonesia adalah sudah dikenal dengan produk halalnya,” katanya.

Dengan 57 negara anggota dan populasi lebih dari 2 miliar jiwa, pasar OKI menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk memperluas ekspor produk halal, modest fashion, farmasi, dan kosmetik ke kancah global.

pasang iklan di sini