hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Indonesia-China Jajaki Kerjasama Perdagangan dan Investasi

Peluangnews, Jakarta – Indonesia dan China saling menjajaki peluang kerjasama ekonomi terutama perdagangan barang dan sektor pariwisata. Adanya kerjasama tersebut, agar saling menguntungkan dan mendatangkan investasi buat kedua belah pihak.

“Kali ini merupakan kesempatan kedua bagi saya hadir di forum kerjasama ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan Tiongkok. Kami menilai forum ini sangat penting sebagai forum penjajakan bagi kedua belah pihak guna mencari peluang dalam meningkatkan arus perdagangan dan investasi,” kata Perwakilan Kepala Badan Kebijakan Perdagangan, Kementerian Perdagangan, Rahayu Ningsih dalam acara Indonesia-China Economic and Trade Cooperation Zone di Jakarta, Selasa (8/8/2023).

Menurut dia, Tiongkok merupakan mitra dagang utama yang sangat penting bagi Indonesia dan menempati urutan pertama sebagai negara tujuan ekspor dengan nilai mencapai USD 65,8 miliar pada tahun 2022.
Ekspor Indonesia ke Tionkok selama periode tahun 2018-2022 tumbuh sebesar 27,47%. Selama 5 tahun terakhir neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok tercatat mengalami defisit.

Rahayu menjelaskan, nilai defisit Indonesia di tahun 2018 mencapai USD 18,4 miliar. Nilai defisit mulai menurun hingga USD 1,8 miliar di tahun 2022.

Namun pada Januari-Mei 2023 neraca perdagangan Indonesia tercatat mulai mulai surplus sebesar USD 0,89 miliar.

“Ini merupakan sinyalemen positif bagi Indonesia untuk dapat terus memanfaatkan peluang pasar Tiongkok,” jelas Rahayu.

Terlebih menurut dia, di tengah adanya tech decoupling antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Tentunya hal tersebut akan memberikan dampak yang signifikan terhadap rantai pasok global, mengingat kedua negara tersebut (yakni AS dan Tiongkok) telah memberikan kontribusi tinggi dalam arus perdagangan global, arus investasi, serta arus uang.

Terutama Tiongkok sebagai salah satu hub dalam rantai pasok di wilayah Asia, tentu adanya tech decoupling akan mengakibatkan terjadinya trade diversion sehingga akan terjadi pengalihan arus perdagangan dari dan ke negara-negara lain di wilayah Asia Tenggara ke AS.

Konflik dagang AS dan Tiongkok telah menurunkan nilai ekspor Tiongkok ke AS, sementara nilai ekspor dari Tingkok ke ASEAN dan dari ASEAN ke AS naik.

Posisi Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar menjadi semakin penting di kawasan Asia Tenggara. Lanjut Rahayu, Tiongkok dapat memanfaatkan Indonesia sebagai tujuan investasi terutama di sektor industri berteknologi tinggi.

Transformasi industri di Tiongkok selama 2 dekade terakhir telah menjadikan Tiongkok sebagai pusat pertumbuhan ekonomi global. “Tentu peluang ini harus dapat dimanfaatkan Indonesia untuk dapat menarik arus investasi dari Tiongkok di sektor industri berteknologi tinggi,” tutur Rahayu.

Saatnya Tiongkok tidak lagi memandang Indonesia sebagai pasar tujuan ekspor semata, melainkan juga sebagai tujuan basis produksi bagi produk yang dapat mengisi kebutuhan pasar global.

Forum ini tentu diharapkan juga tidak hanya sebatas forum penjajakan bisnis untuk sektor barang melainkan dapat dikembangkan untuk saling mengeksplor potensi sektor lainnya yakni sektor jasa terutama di sektor pariwisata.

“Untuk itu, kami berharap forum ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh kedua belah pihak untuk saling menjajaki peluang kerjasama tersebut,” tandasnya. (alb)

pasang iklan di sini