Berita  

Indonesia Ajak India Kolaborasi Lawan Diskriminasi Kelapa Sawit

Peluangnews, Mumbai – Indonesia mengajak India untuk berkolaborasi dengan negara-negara produsen kelapa sawit dalam melawan diskriminasi kelapa sawit demi menjamin  kesejahteraan masyarakat serta melindungi kehidupan petani.

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menekankan, pentingnya kolaborasi antara negara-negara produsen dan konsumen minyak nabati, dalam mengatasi kampanye negatif terhadap industri kelapa sawit yang menganggap kelapa sawit sebagai penyebab deforestasi dan degradasi yang mengakibatkan perusakan lingkungan.

Hal ini perlu diluruskan dengan menggunakan informasi faktual tentang praktik sawit yang berkelanjutan. Oleh karena, kebijakan European Union Deforestation-free Regulation (EUDR) berpotensi menghambat ekspor produk sawit ke pasar Eropa.

“Regulasi itu berpotensi memberikan dampak negatif terhadap kehidupan lebih dari 2 juta petani di Indonesia. India sendiri memiliki kepentingan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan berencana untuk memulai produksi kelapa sawit di masa depan,” ujar Jerry dalam keteranganya, Selasa (3/10/2023).

Wamendag menjelaskan, India merupakan mitra strategis bagi Indonesia di sector minyak kelapa sawit. Nilai ekspor minyak sawit Indonesia ke India merupakan yang tertinggi, yaitu mencapai USD5,32 miliar dan mencakup sekitar 18% dari total ekspor minyak sawit Indonesia ke dunia. “Nilai tersebut juga terus meningkat dari tahun ke tahundengan tren pertumbuhan 12,46persen,” terang Jerry.

Menurutnya, ekspor minyak sawit Indonesia ke India pada 2022 tercatat sebesar 4,9 juta ton atau meningkat 62% dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai tersebut memberikan kontribusi sebesar 18% terhadap total nilai ekspor minyak sawit yang berjumlah USD5,32 miliar.

Wamendag juga menjelaskan, peran penting sektor kelapa sawit terhadap perekonomian nasional Indonesia. Menurutnya, sektor minyak kelapa sawit Indonesia menyumbang sekitar USD 29,66 miliar pada pendapatan ekspor 2022 dan menciptakan sekitar 5,5 juta lapangan kerja.

“Pendapatan tersebut menempatkan produk minyak sawit pada peringkat pertama pendapatan ekspor sektor nonmigas selama lima tahun terakhir,”ungkap Jerry.

Wamendag melanjutkan, untuk menjadi produsen yang lebih kompetitif,Indonesia terus mendorong Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) yang memastikan seluruh praktik kelapa sawit Indonesia berkelanjutan.

Disamping itu, untuk mencapai keberlanjutan kelapa sawit di kalangan petani kecil, maka perbaikan tata kelola, aspek hokum dan pengetahuan bisnis serta teknologi dan inovasi harus terus didorong melalui kebijakan dan peraturan yang ditetapkan pemerintah.

Sekilas tentang Solvent Extractors’Association of India (SEA) dan Globoil IndiaThe Solvent Extractors’ Association of India (SEA) adalah asosiasi pengusaha dan industry di India yang bergerak dalam bidang ekstraksi pelarut (solvent extraction) yang termasuk pengolahan minyak nabati.

SEA dibentuk pada 1963 dan beranggotakan sebanyak 875 anggota, termasuk 350 pabrik pengolahan dengan total produksi mencapai 30 juta ton. Sedangkan, Globoil  India merupakan konferensi dan pameran internasional di sektor minyak nabati (edible  oil) dan perdagangan pertanian (agri-trade) yang diadakan setiap tahun di India. Kegiatan tahun ini menandai perhelatan yang ke-26 dan dihadiri oleh lebih dari 1.500 pengunjung.  (alb)

Exit mobile version