hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Ragam  

Indeks Literasi  Ekonomi Syariah Indonesia  23,3 Persen

Jakarta (Peluang) : Pendorong naiknya indeks literasi ekonomi syariah Indonesia adalah pagelaran ISEF. 

Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Sutan Emir Hidayat menyebut indeks literasi ekonomi syariah Indonesia pada 2022 mencapai 23,3 persen atau naik 7 persen dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 16,3 persen.

“Indeks literasi ekonomi syariah, tahun 2019 yang dikeluarkan Bank Indonesia itu masih 16,3 persen, kemudian di 2021 ada interim naik menjadi 20,1, lalu di opening ISEF 2022 ini sudah diumumkan 23,3 persen,” kata Sutan dalam Taklimat Media terkait Indonesia Syariah Economic Forum (ISEF) 2022 di Jakarta, Kamis (6/10/2022).

Sutan menjelaskan, salah satu pendorong naiknya indeks literasi ekonomi syariah Indonesia adalah pagelaran ISEF. 

“Sehingga masyarakat semakin memahami apa itu ekonomi keuangan syariah dan mulai menggunakan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Sutan.

Menurutnya, jika melihat data, artinya dalam 100 orang yang ada di Indonesia 23 orang telah terliterasi dengan baik terkait dengan ekonomi dan keuangan syariah.

“Atau bertambah dibandingkan dengan survey tahun 2019 yang sama per 3 tahun 16,3 persen. 7 per 100 orang Indonesia ini makin well literate selama waktu 3 tahun,” ujar Sutan.

Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Arief Hartawan menyebut saat ini pemerintah baru menghitung kontribusi ekonomi syariah di empat sektor unggulan yakni makanan, fashion, pariwisata, dan pertanian terhadap ekonomi nasional.

Kontribusi keempat sektor syariah kepada perekonomian nasional mencapai sekitar 25 sampai 26 persen pada kuartal II 2022.

 “Pertumbuhan keempat sektor ekonomi syariah tersebut sekitar 4,37 persen secara tahunan pada kuartal II 2022 atau kurang dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,44,” ujar Arief.

Saat ini pemerintah berharap bisa memanfaatkan pasar ekonomi syariah di luar negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap produk syariah dari luar negeri.

 “Kita ingin ubah posisi kita dari market dan penonton menjadi pemain, dari konsumen menjadi produsen,” kata Arief.

Untuk mengubah posisi itu menurutnya, tidak bisa pemerintah saja, tapi perlu sinergi dengan berbagai elemen guna mematangkan program-program pengembangan ekonomi syariah Indonesia  

“Ini tidak bisa dilakukan dalam satu malam, tapi diperlukan strategi dan tahapan sehingga kita mengusung penguatan global halal hub tadi,” ungkapnya.

Pemerintah juga menurutnya, telah  menyiapkan langkah-langkah menjadikan Indonesia pusat halal dunia pada 2024.

pasang iklan di sini