octa vaganza

INDEF Menyebut Ada Tiga Cara Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal IV 2022

Jakarta (Peluang) : Percepat belanja modal dan belanja barang, salah satu upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di sisa waktu 2022.

Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad mengatakan, meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2022 lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang sebesar 5,45 persen year on year (yoy). Namun terdapat potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2022 menjadi 5,3 persen yoy. 

Perlambatan itu menurutnya, disebabkan oleh peningkatan inflasi yang lebih tinggi dari kuartal sebelumnya. Harga energi dan pangan juga belum melandai, serta di tambah melemahnya nilai tukar rupiah.

INDEF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada keseluruhan 2022 sebesar 5,1 persen yoy. Angka itu lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 5 persen yoy.

Proyeksi INDEF ini setelah adanya realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melesat mencapai 5,72 persen yoy.

“Kami mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi sedikit lebih optimis 5,1 persen. Meski masih di bawah pemerintah yang ada di level 5,2 persen yoy,” kata Tauhid dalam diskusi bertajuk ‘Respons Indef Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kuartal-3 Tahun 2022’ secara virtual, Selasa (8/11/2022).

Tauhid menyebut ada tiga cara yang bisa dilakukan pemerintah guna mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen pada sisa kuartal tahun 2022 ini. 

Pertama, mempercepat belanja modal dan belanja barang. Di mana hingga Oktober 2022 realisasi belanja modal baru mencapai sekitar 66,83 persen dan belanja barang 66,44 persen.

“Saya kira perlu ada terobosan yang cukup strategis agar dengan waktu yang sangat terbatas, yakni dua bulan, semua belanja itu bisa diselesaikan,” kata Tauhid.

Jika tidak segera dilakukan, menurut Tauhid, sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA) yang saat ini cukup besar tidak akan berarti,  padahal banyak masyarakat yang membutuhkan. 

Adapun cara kedua, yaitu penyesuaian suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) secara moderat. “Selama ini memang sudah ada penyesuaian, namun masih lambat dalam merespon kondisi yang terjadi,” ujarnya.

Ketiga, lanjut Tauhid, yaitu merespon perlambatan ekonomi pada kuartal akhir lewat penguatan pasar domestik. Khususnya bagi produk-produk dalam negeri yang berdaya saing di pasar global dan mempercepat industri subtitusi impor.

Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto menambahkan, puncak dari pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 ada pada kuartal III 2022. Setelah itu, ada kemungkinan penurunan ekonomi di sisa kuartal tahun ini.

Hal ini disebabkan oleh beberapa aspek yang dapat dicermati dalam sisa waktu dua bulan ke depan.

“Ada hal-hal yang perlu kita coba dicermati untuk menggambarkan, betapa kuartal IV lini mungkin akan sedikit lebih menantang kalau mau tumbuh 5,7 persen lagi. Karena base line kuartal IV tahun lalu sudah 5,02 persen,” tandasnya.

Exit mobile version