BANDUNG—-Dua puluh enam tahun sudah Ina Cookies berkiprah di jagat dunia usaha Kota Bandung. Seperti halnya kebanyakan wirausahawan lainnya, Sang owner Ina Wiyandini memulai bisnis ini dengan jatuh bangun.
Ina dan suaminya Rahmat Basuki menemukan jalan di balik kegagalan berbinis jahe gajah pada 1990-an di Kota Cirebon.
“Kami memang sempat berjaya sekitar dua tahun, ketika panen jahe gajah kami di lahan seluas 13 hektare diekspor ke Jepang. Namun itu tidak lama karena adanya panen raya di Thailand yang mampu menjual jahe dengan harga lebih murah. Kemudian Jepang hanya membeli separuh hasil panen kami,” kenang Ina.
Yang tidak terjual dicoba diolah jadi manisan dan asinan, namun tidak bisa menutupi kerugian.Alumni ABA Bahasa Jepang ini diajar kakaknya untuk membuat kue dengan berbagai bahan, termasuk dari jahe sisa panen.
Dengan modal awal pinjaman alat-alat dan bahan dari kakaknya, Ina menjual kue buatan tangannya, mulanya hanya lima resep, seperti kue lebaran umumnya.
Kue tersebut dijajakkan kepada tetangga-tetangga, ketika Ina sudah diajak pindah ke kota Bandung oleh kakanya. Hingga akhirnya, pesanan semakin banyak dan pada 1992 Ina menciptakan kue kering dengan merek dagang sendiri bernama Ina Cookies.
Berawal dari produksi di rumah dari hanya seorang karyawan yang juga asisten rumah tangganya, lalu bertambah menjadi 5 karyawan, 20 karyawan hingga terus melesat menjadi 100 karyawan dan hingga kini setelah 26 tahun Ina Cookies berdiri sudah memiliki lebih dari 800 karyawan jika menjelang lebaran.
“Perkembangan bisnis Ina Cookies saat ini alhamdulillah selalu meningkat dari tahun ke tahunnya. Ditunjukan dengan semakin banyaknya agen dan reseller Ina Cookies di Indonesia,” sambung Tiara Apriliani, Markom dari Ina Cookies.
Terang Tiara, saat ini variasi produknya berkisar antara 135 hingga 150 jenis kue kering. Produksi tidak setiap bulan ada, hanya pada bulan bulan tertentu. Seperti menjelang lebaran dan menjelang natal. Produksi dalam 4 bulan menuju lebaran bisa mencapai 50.000 lusin.
“Kami sudah berekspansi keseluruh Indonesia, dan dibesarkan oleh distributor dan agen di seluruh Indonesia, bahkan hingga ke Malaysia dan Singapore,” tutur Tiara.
Produksi tertinggi pernah diraih Ina Cookies pada saat lebaran seperti tahun kemarin kami mencapai 42.000 lusin dan digabungkan dengan natal dan tahun baru menjadi 45.000 lusin.
Jumlah karyawan pada hari-hari biasa sebanyak 150-200 orang. Namun jika menjelang lebaran, PT Bonli Cipta Sejahtera merekrut karyawan musiman hingga bisa mencapai 800 orang setiap tahunnya.
Bagaimana rencana ke depan? “Kami ingin terus menciptakan resep dan inovasi-inovasi baru dalam membuat kue kering. Sehingga Ina Cookies akan terus menjadi pelopor kue kering pertama dan terbesar di Indonesia,” tutup Ina (Irvan Sjafari).