Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, tampak gamang menyikapi tingginya impor vaksin Covid-19 dalam negeri. Bagaimanapun, impor vaksin Covid-19 yang tinggi jelas memboroskan devisa negara. Di sisi lain, impor vaksin ini demi menghambat penyebaran virus corona di Tanah Air.
Dalam sebuah webinar dia bilang, “Kita harap ketergantungan impor vaksin yang memakan devisa mendekati Rp70 triliun bisa berkurang.” Inisiatif dalam negeri bukannya tak ada. Kita tahu ada vaksin Merah Putih yang sedang dikembangkan. Ada vaksin Nusantara yang terkesan diganjal oleh rezim. Tapi di lain pihak ada juga hasrat ngawur seorang Luhut P yang bahkan hendak mendirikan pabrik vaksin bersama Cina di sini pada tahun depan.
Kita heran, apa iya ‘keprihatinan’ Airlangga Hartarto itu merupakan suara yang jujur dari kesadaran yang bening? Benarkan Airlangga risau? Atau hanya ingin menciptakan kesan bahwa masih ada statement waras dari kubu penguasa? Sandiwara? Jika suara dua Menko aja silang siur, mudah membayangkan betapa kacaunya implementasi ‘kebijakan’ yang saling tabrakan itu di lapangan, bukan?
Rouhl Intiqad M.
Semarang, Jawa Tengah