SALATIGA—Di luar sektor pertanian dan kesehatan, ternyata masih ada celah bagi para pebisnis sektor lain yang tidak saja bertahan dan tahan banting, tetapi omzetnya melonjak tajam. Di antaranya terdapat nama Naruna.
Produsen keramik buatan tangan (handmade) yang berbasis di Salatiga mampu meningkatkan omzet hingga 19 kali lipat di banding sebelum pandemi. Bagaimana bisa terjadi?
Resepnya ada di tangan dingin Roy Wibisono Anang Prabowo, nahkoda Naruna. Alumni Jurusan Kimia, Universitas Diponegoro Semarang dan Ceramic Art, Brisbane Australia bukan saja membuat produk keramik dengan pasar kafe dan hotel bintang lima, tetapi juga sudah diekspor ke 10 negara.
Teknopreneurship ini bukan saja mampu memberdayakan masyarakat sekitar kota Salatiga, tetapi juga pengusaha yang sukses selama pandemi yang menjadi prototype UKM Indonesia dan aktif membina ribuan UKM UKM di seluruh Indonesia untuk bisa naik kelas
“Resep bertahan di tengah pandemi karena kita fokus jual cangkir dan piring ala resto, jadi orang yang work from home bisa makan dengan peralatan Ala hotel Bintang 5,” ungkap Roy melalui WhatsApp kepada Peluang, Jumat (3/9/21).
Selain itu Roy memanfaatkan pemasaran digital seperti e commerce, karena selama pandemi pelanggan tidak bisa bertatap muka, sehingga pembelian via daring.
“Siasat lain di saat pandemi kami selalu buat produk baru untuk tetap menjaga pelanggan tetap loyal,” tambah Roy.
Dia mendirikan Naruna pada Agustus 2019 hanya dengan 3 orang mulai dari garasi rumah, kemudian dia menyewa lahan kosong.
Sebagai pemain keramik produknya harus siap bersaing dengan produk impor yang harganya jauh lebih murah di pasar. Harga produk cangkirnya Rp120 ribu harus berhadapan dengan produk Tiongkok yang dijual Rp20 ribu.
Namun dia yakin selama produk yang ditawarkan kualitasnya baik, maka pembeli akan datang sendiri dan itu terbukti berhasil.
Roy mengaku terpikat dunia keramik sejak menyusun skripsi di bangku kuliah dan ketika lulus kuliah kerja di pabrik keramik di Jakarta.
Modal awalnya hanya Rp25 jutaan dengan pemasaran awal ke komunitas dan kawan-kawannya di foodfotografi. Produk keramiknya fokus ke piring, mangkok, gelas dan teko untuk keperluan resto dan kafe.
Produk Naruna dibandroll dengan Rp120 ribu hingga Rp750 ribuan dan dipasarkan ke seluruh kota besar di Indonesia dengan omzet per bulan Rp500 jutaan.
Naruna menjadi Mitra binaan Bank Indonesia sejak November 2019 dan sering diajak ke pameran dan didukung produknya.
“Ke depan saya ingin Naruna ingin menjadi brand lokal terkemuka di Indonesia, sehingga seluruh orang Indonesia bangga ada produk lokal berkualitas yang digunakan banyak hotel Bintang 5 di seluruh dunia,” pungkas peraih Juara UKM Heroes BNI 2021: Export Savy Entrepreneur Hero ini (Irvan).