JAKARTA—Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pandemi Covid-19 masih terus merugikan ekonomi global hingga 2024. Sampai kurun waktu itu menurut hitungan IMF kerugian menembus USD12,5 triliun atau setara Rp178,50 triliun (kurs Rp14.300).
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Financial Times mengatakan kerugian itu antara lain disebabkan gangguan rantai pasokan, inflasi, dan kebijakan moneter yang lebih ketat.
“Tampaknya terjadi kesenjangan besar dalam tingkat vaksin Covid-19 dan perbedaan yang melebar secara keseluruhan antara kaya dan miskin yang disebabkan oleh pandemi,” ujar Georgieva, Kamis (20/1/22).
Selain itu hilangnya pembelajaran dan peningkatan dampak gender berimbas menimbulkan lebih banyak protes, ketegangan, dan ketidakamanan.
Georgieva menyampaikan pertumbuhan ekonomi global pada 2022 akan mencapai 4,9 persen. Sayangnya kemundian omicron muncul menjadi akar dari masalah, ditambah kemampuan satu negara dengan yang lain untuk pulih sangat berbeda.
“Kami memperkirakan penurunan pada proyeksi dibanding ketika prediksi pertumbuhan global pada Oktober, namun tidak menghitung Strain virus corona yang baru sangat cepat bisa mengurangi kepercayaan diri,” tutup dia.