hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Imbas Tarif Resiprokal, Bursa Utama Asia Berguguran

Peluang News, Jakarta – Bursa Saham utama di Asia pada sesi perdagangan awal di pekan ini sebagian besar terpukul sebagai respons atas meningkatnya tensi perang dagang menyusul pemberlakuan tariff resiprokal oleh pemerintah AS.

Kantor berita Reuters mengungkapkan pada Senin (7/4) Indeks saham utama bereaksi negatif karena pejabat Gedung Putih tidak menunjukkan tanda-tanda akan menarik diri dari rencana tarif besar-besaran mereka, dan investor bertaruh bahwa meningkatnya risiko resesi dapat menyebabkan pemangkasan suku bunga AS paling cepat pada bulan Mei.

Indeks Nikkei pada hari ini turun 6,48%, begitu pula dengan Hang Seng yang terpukul 10,10%. Begitu pula dengan Thailand Set IDX yang turun 3,15%, Shanghai SE Composite Index turun 6,41% dan The Philippine Stock Exc PSEI Index turun 3,99%.

Pasar Saham India juga dibuka turun tajam pada Senin (7/4), karena kekhawatiran atas perang dagangan global dan meningkatnya kekhawatiran akan resesi di AS akan memicu kejatuhan pasar saham di Wall Street dan pasar Asia lainnya.

Sementara perdagangan di Bursa Efek Indonesia sendiri hari ini masih libur cuti bersama dan baru akan dibuka kembali pada Selasa (8/4).

Pasar berjangka bergerak cepat untuk memperkirakan pemotongan suku bunga AS hampir lima perempat poin tahun ini, yang menurunkan imbal hasil Treasury secara tajam dan menghambat dolar.

Beijing menyatakan pasar telah berbicara tentang rencana pembalasan mereka. “Satu-satunya pemutus arus yang nyata adalah iPhone milik Presiden Trump dan dia tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa aksi jual pasar cukup mengganggunya untuk mempertimbangkan kembali sikap kebijakan yang telah dia yakini selama beberapa dekade,” kata Sean Callow, analis senior valas di ITC Markets di Sydney.

“Besarnya dan dampak disruptif dari kebijakan perdagangan AS, jika dipertahankan, akan cukup untuk mendorong AS yang masih sehat dan ekspansi global ke dalam resesi,” kata Bruce Kasman, kepala ekonomi di JPMorgan, yang memperkirakan risiko penurunan sebesar 60%.

“Kami terus memperkirakan pelonggaran pertama Fed pada bulan Juni. Tetapi, kami mengira Komite memangkas suku bunga di setiap pertemuan hingga Januari, sehingga menurunkan kisaran target suku bunga dana menjadi 3,0%,” lanjutnya.

Kontrak berjangka S&P 500 turun 3,1% dalam perdagangan yang bergejolak, sementara kontrak berjangka Nasdaq anjlok 4,0%, menambah kerugian pasar hampir $6 triliun minggu lalu.

Kerugian juga melanda Eropa, dengan kontrak berjangka EUROSTOXX 50 turun 3,0%, sementara kontrak berjangka FTSE turun 2,7% dan kontrak berjangka DAX turun 3,5%.

pasang iklan di sini