Site icon Peluang News

IKM Jaga Strategi Penguatan Kinerja

Jakarta (Peluang) :Jumlah Industri Kecil Menengah(IKM) mencapai 4,4 juta unit usaha atau lebih dari 99,7 persen dari total unit usaha industri manufaktur nasional. IKM juga mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 66,25 persen dari totak tenaga kerja industri sebanyak 18,64 juta orang.

Bahkan IKM mampu beradaptasi dengan inovasi, memanfaatkan sumber daya dan menciptakan kebutuhan pasar. Sehingga dalam kondisi gempuran pandemi Covid-19 yang merontohkan pertumbuhan ekonomi, IKM tetap mampu berkonstribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Dimana kontribusi industri terhadap PDB sebesar 17,18 persen adalah termasuk di dalamnya kontribusi dari IKM.

Namun demikian pengembangan IKM tidak dapat berjalan sendiri, perlu dukungan dari pemerintah dan lembaga lainnya. Karena setiap tahapan atau proses industri tentunya memiliki ketergantungan, baik terhadap bahan baku, perdagangan dan layanan penjualan dalam sebuah ekosistem yang terintegritas.

Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Reni Yanita mengatakan,pengembangan IKM memang tidak dapat berjalan sendiri sangat diperlukan dukungan dari semua elemen, tidak hanya pemerintah. Dan setiap proses pengembangan dipastikan saling tergantungan.

Maka itu, diperlukan pengembangan dan penguatan keterkaitan serta hubungan kemitraan antara IKM dengan industri besar. Selain itu perlu dijalin sinergi IKM dan sektor ekonomi lainnya dengan prinsip saling menguntungkan.

“Penguatan kolaborasi IKM dengan sektor ekonomi lainnya sangat penting untuk pemulihan ekonomi nasional. IKM mempunyai strategi dalam menjaga kinerja positif sektor industri manufaktur,” ujar Reni.
Reni menjelaskan, jumlah IKM yang mencapai 4,4 juta unit usaha atau lebih dari 99,7 persen dari total unit usaha industri menufaktur nasional, mampu menyerap 66,35 tenaga kerja dari total tenaga kerja industri sebanyak 18,64 juta orang.

Berdasarkan data Dinas Perindustrian Provinsi di seluruh Indonesia, saat ini terdapat 10.514 sentra IKM yang tersebar di berbagai wilayah. Terinci sektor industri kreatif mendominasi sebesar 67,21 persen, industri makanan dan minuman 38,23 persen, industri kerajinan 14,96 persen, dan industri fesyen sebesar 14,02. Dari data tersebut menurut Reni, terbukti bahwa IKM memiliki sumber kekuatan di tengah keterpurukan ekonomi akibat pandemi dan ancaman resesi global.

“Jumlah IKM 4,4 juta, mampu menyerap tenaga kerja 18,64 juta. IKM ini bagian dari industri manufaktur yang pada triwulan II-2022 memberikan kontribusi besar terhadap (PDB),” ujar Reni.


Menurutnya, Kemenperin terus mendorong pertumbuhan IKM dengan berbagai fasilitas dan program pengembangan. Seperti Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yang ditargetkan dapat mendongkrak jumlah artisan Indonesia dari 11,7 juta menjadi 30 juta UMKM dan IKM pada tahun 2023. Gerakan ini untuk meningkatkan permintaan terhadap produk ekonomi kreatif buatan pelaku UMKM dan IKM.

Tujuan gerakan ini adalah untuk mengajak masyarakat Indonesia semakin bangga dengan membeli, menggunakan, mengkonsumsi, dan mempromosikan produk-produk lokal berkualitas agar pelaku IKM nasional terus tumbuh dan berkembang.

Dengan memanfaatkan sumber daya tenaga kerja dan bahan baku lokal, IKM telah menghasilkan produk yang umumnya menjadi kebutuhan masyarakat sehari-hari.Semua produksinya lebih cepat dan fleksibel melakukan perubahan atau pengembangan produk sesuai kebutuhan pasar.

IKM fesyen, contohnya, banyak yang berbasis sadang dan mengangkat kearifan lokal, baik itu batik atau tenun. Sehingga kalau dilihat dari sisi kekuatan ditengah kondisi sulit dampak pandemi dan krisis global, kekuatan IKM terlihat nyata dari bahan-bahan yang dipakai mampu beradaptasi dengan inovasi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan utamanya kemampuan menciptakan kebutuhan pasar.

“Kekuatan IKM yang sangat besar, harus disertai dengan penguatan kualitas dan jejaring, membangun branding, memperkuat inovasi dan kemampuan membaca tren pasar global. Ini akan membuat IKM lebih berdaya saing, dan dapat menguatkan stuktural industri nasional. Dan kami akan terus mendorong penguatan IKM kedepan lebih berdaya saing lagi,” pungkasnya.

Exit mobile version