hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

IHSG BEI Peluang Tak Bergolak Imbas Sentimen Domestik dan Global

IHSG BEI Peluang Tak Bergolak Imbas Sentimen Domestik dan Global
IHSG BEI Peluang Tak Bergolak Imbas Sentimen Domestik dan Global/dok.ist

Peluang News, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (28/10/2024) berpeluang bergerak sideways (mendatar), seiring dengan adanya sentimen domestik dan global.

IHSG dibuka menguat 11,20 poin atau 0,15 persen ke posisi 7.705,87. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 2,24 poin atau 0,24 persen ke posisi 945,50.

“IHSG berpeluang bergerak sideways (mendatar) pada awal pekan ini,” ungkap Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas, dalam analisanya di Jakarta, Senin.

Dari dalam negeri, Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan evaluasi mayor dan minor untuk delapan indeks, diantaranya IDX30, LQ45, IDX80, KOMPAS100, PEFINDO25, BISNIS-27, MNC36, serta SMinfra18.

Pada dua indeks yang juga dikenal sebagai indeksi bluechips, yaitu IDX30 dan LQ45 terjadi evaluasi yang cukup fantastis, yang mana empat raksasa di sektornya terdepak dari dua indeks tersebut.

Selain itu, fokus pelaku pasar juga tertuju terhadap rilis laporan keuangan kuartal III-2024 pada pekan ini, serta Badan Pusat Statistik (BPS) juga akan merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) periode Oktober 2024.

Dari mancanegara, laporan hasil kuartalan HCA Healthcare menurun hampir 9 persen, setelah adanya gangguan akibat badai yang mempengaruhi pendapatan dan proyeksi tahunannya.

Sementara itu, saham Colgate-Palmolive menurun 4 persen setelah perusahaan menurunkan estimasi penjualan untuk tahun ini.

Amerika Serikat (AS) akan merilis data jumlah lowongan kerja, dengan konsensus memperkirakan akan terjadi penurunan jumlah lowongan kerja menjadi sekitar 7,92 juta di tengah data tenaga kerja AS yang tampak sedikit membaik.

Dari regional, China akan merilis Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufacturing untuk periode Oktober 2024 pada Kamis (31/10), yang diproyeksikan akan meningkat dari 49,8 menjadi 50,1 atau dari level kontraksi menjadi ekspansif.

Selain itu, Bank of Japan (BoJ) juga akan merilis data suku bunga acuannya untuk periode Oktober 2024, yang mana konsensus menilai bahwa BoJ masih akan kembali menahan suku bunga acuan jangka pendek di sekitar 0,25 persen.

Sementara itu, dari AS, Indeks Nasdaq Composite mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Jumat (25/10), didorong oleh kenaikan saham sektor teknologi berkapitalisasi besar atau big caps.

Indeks S&P 500 turun tipis 0,03 persen menjadi 5.808,12, indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 259,96 poin atau 0,61 persen ditutup pada 42.114,40, baik S&P 500 maupun Dow Jones menghentikan tren penguatannya enam minggu berturut-turut.

Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 629,10 poin atau 1,66 persen ke 38.543,00, indeks Shanghai melemah 59,23 poin atau 0,29 persen ke 20.530,91, indeks Hang Seng melemah 5,98 poin atau 0,18 persen ke 3.293,70, dan indeks Strait Times menguat 2,80 poin atau 0,08 persen ke 3.596,20.