hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

HSNI Apresiasi Bantuan dari Jokowi dan Ma’ruf Amin untuk Nelayan

JAKARTA—Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Siswaryudi Heru mengungkapkan bahwa BLT, bantuan sosial dan bantuan sembako yang dipersiapkan pemerintah sudah diterima nelayan yang disasar.

“Nelayan Indonesia menyatakan berterimakasih kepada Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’aruf Amin beserta jajarannya, yang telah memberikan bantuan kepada mereka,” ujar Siswaryudi dalam keterangannya pada Peluang, Selasa (28/4/20).

Menurut Siswaryudi, hingga kini, sebanyak 97 persen nelayan yang sangat membutuhkan bantuan itu, telah menerima penyaluran bantuan.

Ketua Bidang Kelautan dan Perikanan Pengurus Pusat Dewan Ekonomi Indonesia Timur (DEIT) itu menuturkan bantuan-bantuan tersebut sangat terasa manfaatnya bagi nelayan Indonesia dalam situasi wabah Covid-19 ini.

“Memang dari sisi nilai, tak seberapa. Namun, itu sangat berarti dan sangat dibutuhkan nelayan kita saat ini. Batuan tersebut merupakan bentuk perhatian dari pemerintah kepada nelayan,” tutur Siswaryudi.

Wakil Ketua Komite Tetap (Wakomtap) Hubungan Antar Lembaga Dewan Pengurus Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menyatakan,   ini menyebut, wabah Covid-19 yang mendera hampir semua segmen masyarakat, masih terus berlanjut.

Pemerintah telah menyiapkan sejumlah jaring pengaman sosial seperti pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT), Bantuan Sosial (Bansos) dan Bantuan Sembako bagi masyarakat miskin dan yang menangah ke bawah. Nelayan, merupakan segmen masyarakat yang sangat perlu memperoleh bantuan pemerintah.

“Nelayan hampir tak bisa melaut untuk menangkap ikan. Kondisi ini, diperparah dengan banyaknya persoalan yang serba mendera. Selain biaya  melaut yang sangat tinggi, proses transaksi jual beli ikan juga masih belum normal,” ungkap Siswaryudi.

Selain itu terdapat berbagai kendala teknis. Seperti terjadinya pendangkalan pelabuhan atau pesisir di wilayah-wilayah nelayan Indonesia. Kondisi ini sangat membutuhkan perhatian serius dari pemerintah, dengan segera.

Pria yang juga anggota Pengarah Dewan Perubahan Iklim Nasional ini menekankan, perlu upaya bersama untuk melakukan recovery  sektor nelayan. Agar geliat penangkapan ikan dan aktivitas nelayan bisa kembali memutar roda ekonomi Indonesia.

“Seperti di Mamuju, Sulawesi, terjadi pendangkalan. Dan ini perlu dilakukan recovery,” ujarnya.

Dikatakannya, semua pihak memang harus bergandengan tangan untuk mengatasi persoalan yang ada.

Untuk melakukan pemulihan nelayan Indonesia itu misalnya, paling tidak sudah ada dua perusahaan Indonesia yang menyatakan komitmennya, termasuk melakukan pendalaman pelabuhan dangkal.

Kedua perusahaan itu adalah PT Perta Daya Gas dan PT Sejahtera Berkah Abadi. Keduanya adalah  perusahaan  dalam negeri.

“Kami berharap, pemerintah terus memberikan perhatian bagi nelayan Indonesia, dan sektor-sektor masyarakat lainnya, yang bisa memutar roda perekonomian Indonesia,” pungkas dia (Yuni).

pasang iklan di sini