JAKARTA—-Hadirnya holding ultra mikro berpotensi mendorong sentra-sentra baru usaha mikro, kecil dan menengah di luar pulau Jawa.
Hal itu diutarakan pengamat perbankan dari Universitas Bina Nusantara Doddy Ariefianto menanggapi rencana integrasi tiga entitas BUMN, yakni Bank Rakyat Indonesia, Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani.
“Selama ini sentra UMKM hanya berada di Pulau Jawa. Padahal di luar Pulau Jawa potensinya sangat besar dan saya kira rencana holding ultra mikro sangat tepat,” ujar Doody dalam keterangannya, Kamis (3/6/21).
Holding dinilai mampu melakukan ekspansi menyentuh pelaku ultra mikro yang masih belum dibiayai oleh perbankan lantaran profil risiko yang masih dipersepsikan tinggi. Integrasi data dan operasional di dalam holding akan lebih baik ke depannya.
PNM menjadi ujung tombaklebih fokus mencari banyak pelaku ultra mikro baru tanpa perlu lagi khawatir terhadap kecukupan likuiditas dan modalnya. Pemberdayaan tersebut akan lebih berkualitas sehingga mampu menghasilkan pelaku ultra mikro baru yang sehat dan potensial.
Jika proses pertama tersebut mampu dijalani, maka BRI dan Pegadaian akan mampu menjadi pihak yang membiayai ekspansi selanjutnya.
“Saya kira BRI mampu membentuk link pelaku mikro baru tersebut dengan suplier korporasi sehingga tercipta skala ekonomi yang lebih besar,” tambah dia.
Sementara bank swasta atau pelaku jasa keuangan swasta tidak akan mampu melakukannya. Ini hanya bisa dilakukan negara khususnya melalui holding. Ini bisa mengurangi ketimpangan,” tegas Doddy.
Dia melanjutkan, skema tersebut tetap akan sehat bagi holding. Pasalnya, modal dan likuiditas secara konsolidasi masih sangat kuat.
“Terlebih sinergi operasional dan dana akan menciptakan efisiensi yang lebih kuat yang mampu menjaga keberlangsungan holding ini,” pungkasnya.