Oleh: Imam Faturrohmin
Perayaan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-77 tahun ini sungguh berkesan. Betapa tidak, selain dirayakan meriah oleh Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), bahkan sejak lima tahun terakhir ada dua Dekopin, masing-masing menggelar Harkopnas secara terpisah. Perayaan tahun ini makin semarak dengan ikut nimbrungnya pemerintah (Kementerian Koperasi UKM) menggelar Harkopnas. Puncak perayaan yang jatuh pada 12 Juli pun tersebar di tiga tempat. Dekopin versi Sri Untari Bisowarno berlangsung di Gedung Smesco Jakarta, Dekopin versi Nurdin Halid di Hotel Harmoni One, Batam, Riau. Sementara KemenkopUKM menggelar upacara bendera yang sepekan berselang menggelar Expo Koperasi di Gedung Sarinah Jakarta. Ketiganya mengusung tema yang sama-sama dahsyat. Dekopin Sri Untari mengangkat tema “Koperasi Maju Indonesia Emas”. Dekopin Nurdin Halid “Koperasi Mitra Pemerintah Membangun Ekonomi Nasional yang Berdaulat dan Mandiri Menuju Indonesia Emas”. Sementara Kementerian Koperasi dan UKM mengusung tema “Koperasi sebagai Ekosistem untuk Konsolidasi, Akselerasi, dan Eskalasi Ekonomi Mikro dan Kecil”. Tak lupa, Sekretaris Menteri Koperasi UKM membuat Surat Edaran ke Dinas koperasi di seluruh pelosok negeri menginstruksikan agar perayaan Harkopnas digelar dengan khidmat di daerah masing-masing.
Tidak ada yang salah dengan Harkopnas yang terbelah itu, karena memang hak semua lembaga atau institusi untuk menggelar Hari Koperasi. Makin banyak yang menggelar Harkopnas, makin mempertegas kepedulian pada koperasi. Bukankan ketiga penyelenggara itu pada dasarnya adalah satu, yaitu satu kecintaan terhadap koperasi alias Harkopnas Three in One.
Di masa orde baru, perayaan hari koperasi juga digelar dengan nuansa Three in One, satu perayaan oleh tiga institusi, yaitu Departemen Koperasi, Departemen Pertanian dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), populer dengan akronim Pertasi Kencana. Acara yang super meriah di zamannya ini merupakan ajang unjuk prestasi bagi setiap institusi, Departemen Koperasi misalnya, melaporkan sudah berapa banyak menumbuhkan Koperasi Unit Desa (KUD) yang baru. Bahkah kenaikan pangkat seorang pejabat terkait sering diukur dari keberhasilan maupun kegagalannya dalam meningkatkan jumlah KUD di wilayahnya.
Di hari Pertasi Kencana kita mendengar laporan Menteri Pertanian mengenai kenaikan produk pertanian, aktivitas kelompok tani hingga laporan progres swasembada pangan. Sedangkan BKKBN melaporkan keberhasilan program ‘Dua Anak Cukup’. Semua keberhasilan itu dilaporkan kepada Presiden Suharto yang selalu meluangkan waktu untuk hadir di ajang silaturahmi nasional itu.
Setelah 26 tahun, sejak Orde baru tumbang, peringatan hari koperasi tetap berlangsung seperti sedia kala, karena bagi segenap insan koperasi, peringatan tersebut adalah amanah dari hasil Kongres Koperasi Pertama pada 12 Juli 1947. Bedanya, jika dulu hanya harinya orang koperasi, kini semua institusi dan lembaga tidak dilarang menggelar Harkopnas.
Karena saya menganut paham positive thinking, tidak ada masalah dengan Harkopnas yang terasa ‘Nano-Nano’ ini. Ada yang hadir di Dekopin ‘Merah’ nya Sri Untari, ada pula yang datang ke Dekopin ‘Kuning’ nya Nurdin Halid, dan banyak juga yang datang ke Dekopin warna hijau (warna logonya) KemenkopUKM. Semua sah-sah saja. Dirgahayu Koperasi Indonesia.[]