hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Harga Komoditas Utama Ekspor Indonesia Turun 

Jakarta (Peluang ) : Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan beberapa komoditas utama ekspor Indonesia  mengalami penurunan harga. Hingga Juli 2022, baik pangan maupun energi dan komoditas lainnya mengalami penurunan seperti minyak mentah, minyak kelapa sawit, dan nikel.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto mengatakan, penurunan harga komoditas dikarenakan adanya perubahan harga yang terjadi di dunia international. Dan windfall atau keuntungan dari kenaikan harga akibat faktor musiman bisa berakhir jika harga komoditas kembali pada kondisi normal.

“Penurunan harga komoditas utama ekspor kita perlu menjadi perhatian sebagai tanda berakhirnya windfall harga komoditas, seperti minyak kelapa sawit ,” ujar Setianto.

Dalam laporannya, Setianto merincikan harga  minyak kelapa sawit mengalami penurunan cukup tajam menjadi US$ 1.056,6 per metrik ton pada Juli 2022. Sebelumnya pada Juli 2021, harga minyak kelapa sawit mencapai US$ 1.062,9 per metrik ton.

Minyak mentah secara month to month (mtm) mengalami penurunan 10,03 persen, tapi secara year on year (yoy) mengalami kenaikan sebesar 43,4 persen. Sedangkan harga  nikel  pada Juli 2022 turun menjadi US$ 21.005 per metrik ton. “Sejak Maret 2022, harga nikel terpantau mengalami penurunan,” imbuhnya.

Begitu pula menurutnya, dengan gas alam menunjukkan tren penurunan di bulan Juli 2022 secara mtm turun sebesar 5,45 persen, sementara secara yoy masih menunjukkan peningkatan  90,80 persen.

Selain itu, harga gandum mengalami penurunan pada Juli 2022 sebesar US$ 382,5 per metrik ton. Dan jika dibandingkan dengan beberapa bulan terakhir, harga gandum pada Mei 2022 masih relatif lebih tinggi dibandingkan Juli 2022. Sementara itu komoditas batu bara dan gas alam masih berada pada posisi harga yang tinggi.

Menurutnya, batu bara ini juga  merupakan komoditas ekspor utama Indonesia di bulan Juli 2022, yang mengalami peningkatan sebesar US$ 306,4 per metrik ton. “Untuk batu bara, kalau kita lihat grafiknya masih menunjukkan peningkatan,” ujar Setianto.

Sementara data BPS menyebutkan, nilai impor Indonesia pada Juli 2022 mencapai 21,35 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Angka tersebut mengalami kenaikan 1,64 persen dibandingkan Juni 2022 atau naik 39,86 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

Neraca perdagangan Indonesia masih mencatatkan surplus sebesar 4,23 miliar dolar AS pada Juli 2022. Angka itu menandai surplus selama 27 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Surplus neraca perdagangan Indonesia periode Januari sampai Juli 2022 atau secara kumulatif mencapai 29,17 miliar dolar AS. Sedangkan total ekspornya sebesar 166,70 miliar dolar AS dan impor 137,53 miliar dolar AS.

pasang iklan di sini