Site icon Peluang News

Harga Jagung Naik, Pemerintah Gelontorkan 52.400 Ton untuk Peternak Layer

Ilustrasi jagung.
Ilustrasi jagung.

PeluangNews, Jakarta – Harga jagung di tingkat peternak masih berada di atas harga acuan penjualan (HAP). Data Panel Harga Pangan NFA per 4 September 2025 mencatat rata-rata harga nasional jagung pipilan kering kadar air 15 persen sebesar Rp 6.599 per kilogram, atau 13,78 persen lebih tinggi dari HAP Rp 5.800 per kilogram. Sebulan sebelumnya, harga rerata masih di Rp 6.457 per kilogram atau 11,32 persen di atas HAP.

Menanggapi kondisi tersebut, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) menyiapkan langkah stabilisasi. Kepala NFA Arief Prasetyo Adi melaporkannya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR RI di Jakarta, beberapa waktu lalu.

“Hari ini, Bu Pimpinan, saya izin lapor, telah disetujui dalam rakortas juga, kita akan laksanakan SPHP, tapi untuk jagung pakan. Jumlahnya 52.400 ton. Nilainya sekitar Rp 78,6 miliar plafon anggarannya. Jadi dalam waktu dekat sudah bisa dieksekusi. Teman-teman peternak layer se-Indonesia bisa mendapatkan jagung dengan harga Rp 5.500 per kilo,” kata Arief, dalam keterangan resminya, (8/9/2025).

Menurut Arief, kebijakan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jagung pakan ini merupakan subsidi pemerintah untuk menekan biaya produksi peternak unggas. “Jadi nanti harganya Bulog jual hanya Rp 5.500 per kilo. Sisanya subsidi dari pemerintah. Program ini tentu akan membantu dan kalau ditanya, untuk apa? Untuk antisipasi harga telur ke depannya, supaya tetap bisa terjangkau oleh masyarakat,” jelasnya.

Ia menambahkan, kontribusi jagung pakan dalam biaya produksi unggas cukup besar. Karena itu, intervensi harga sangat dibutuhkan. “Ini juga kami menunggu dari Kementerian Pertanian c.q. Dirjen PKH (Peternakan dan Kesehatan Hewan), terkait siapa penerima-penerimanya. Dan itu tentunya listnya nanti dari teman-teman kementerian dan segera kita eksekusi,” pungkas Arief.

Target pelaksanaan SPHP jagung diharapkan bisa dimulai pada minggu ketiga September. Adapun stok Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) yang dikelola Perum Bulog per 4 September masih cukup kuat, yakni 64 ribu ton, mayoritas berasal dari penyerapan produksi dalam negeri.

Dalam proyeksi neraca jagung 2025 yang dihimpun NFA berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Pertanian, produksi jagung pipilan kering kadar air 14 persen (JPK 14 persen) diperkirakan mencapai 16,68 juta ton. “Panen raya sudah terjadi di Februari dengan raihan 1,86 juta ton. Jika target tercapai, maka produksi 2025 akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2024 yang sebesar 15,14 juta ton,” jelas Arief.

Produksi jagung tahun 2024 sendiri sudah lebih baik dibandingkan 2023, di mana totalnya mencapai 14,77 juta ton. Pemerintah berharap tren peningkatan produksi ini bisa memperkuat program SPHP sekaligus menjaga ketersediaan jagung pakan dengan harga terjangkau bagi peternak layer.

Exit mobile version