GAYO LUES—Muhammad Daud Arifin hanya bisa mengenang kejayaan cokelat yang membuatnya beralih menjadi petani delapan belas tahun lalu. Ribuan warga Mukim Pining di Kabupaten Gayo Lues, berprofesi sama menikmati tingginya harga cokelat.
Pada masa kejayaannya, kata Daud harga cokelat bisa mencapai Rp23 ribu per kilogram. Sementara seorang petani rata-rata memiliki satu hektare tanah bisa menghasilkan satu ton cokelat per minggu. Daud sendiri mempunyai 4 hektar lahan cokelat.
Bisa dibayangkan Kepala Mukim Pining ini mampu meraup puluhan juta rupiah per bulannya. Para tauke hilir mudik ke kampungnya.
“Kini harga cokelat merosot hingga Rp12 ribu per kilogram, sementara harga produksi naik. Kami nggak bisa ke ibu kota kabupaten yang jaraknya jauh. Kami minta pemerintah membantu harga cokelat menjadi stabil, pupuk hingga membantu pemasaran,” ujar Daud ketika dihubungi Peluang, Kamis (4/2/21).
Daud berharao harga cokelat bisa kembali antara Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per kilogramnya, hingga bisa ada margin selain menutup biaya produksi. Daud juga menyampaikan, petani seperti punya buruh sampai sepuluh orang yang harus dibayar. Daud juga juga menyebut bahwa tidak ada koperasi petani cokelat di wilayahnya.
Penurunan harga cokelat tidak hanya di Gayo Lues di Kabupaten Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tenggara dan Aceh Barat Daya.
Harga cokelat di pasaran internasional memang turun 3,81 persen atau100,56 dolar AS dari bulan sebelumnya, yaitu sebesar 2.637,93 dolar AS/MT. Hal ini berdampak pada penurunan HPE biji kakao pada Februari 2021 menjadi 2.249 dolar AS/MT, turun 4,17 persen atau 98 dolar AS dari periode sebelumnya yaitu sebesar 2.347 dolar AS/MT. harga referensi dan HPE biji kakao kembali menurun seiring dengan penurunan harga internasional (Van).