octa vaganza

Harga BBM dan Pangan Turun, BI Proyeksikan Februari 2019 Deflasi 0,07 Persen

Ilustrasi ayam broiler di pasar tradisional-Foto: RRI.

JAKARTA—Sejumlah harga komoditas pangan kembali menjadi normal setelah sempat meningkat pada  bulan lalu.  Telur ayam misalnya kembali rata-rata sekitar Rp23.500 per kilogram di pasar tradisional Jakarta.

Harga ini turun tipis dibanding harga akhir Januari 2019  rata-rata  Rp24.500 per kilogram. Namun masih jauh dibanding harga sebelum Ramadan  2018 Rp19 ribu  per kilogram

Sementara harga ayam broiler yang sebelumnya di atas Rp36 ribu per  ekor pada  31/1/2019 turun tipis menjadi rata-rata Rp34.477 per ekor. Begitu juga dengan harga cabai merah di bawah Rp25 ribu per kilogram dan bawang merah sekitar Rp26 ribu per kilogram.

Meskipun turun tidak terlalu besar Bank Indonesia (BI)  menuturkan turunnya  sejumlah komoditas mendorong  deflasi sebesar 0,07 persen  secara month to month (mtm) pada Februari 2019.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan cabai merah deflasi 0,07 persen, cabai rawit 0,02 persen, daging ayam ras dan bawang merah deflasi 0,06 persen.

“Perkiraan deflasi juga disebabkan oleh menurunnya harga bahan bakar minyak (BBM) minus 0,07 persen, khususnya untuk bahan bakar yang nonsubsidi karena harga minyak dunia mengalami penurunan,” ungkap Perry di Jakarta, Jumat (21/2/2019).

Pertamina menurunkan sejumlah BBM  sejak 10 Februari  lalu. Pertamaxisalnya  disesuaikan dari Rp10.200 menjadi Rp 9.850 per liter.  Harga Premium (JBKP di wilayah Jawa, Madura, dan Bali) menjadi Rp 6.450 per liter sehingga sama dengan harga di luar Jawa, Madura, Bali.

“Survei pemantauan harga kami lakukan PADA 46 kantor perwakilan BI dari seluruh daerah menunjukkan bahwa harga tetap terkendali. Survei pemantauan harga yang kami lakukan sampai dengan minggu ke tiga itu kita perkirakan Februari akan terjadi deflasi sebesar 0,07 persen,” ungkap Perry.

Perkiraan deflasi pada Februari ini membuat angka inflasi secara kumulatif pada 2019 lebih rendah dari titik tengah sasaran inflasi 3,5 persen.

“Jadi ini lebih rendah dibandingkan realisasi inflasi pada Januari sebagaimana kita ketahui bulan Januari 2019 inflasi 0,32 persen.Kita perkirakan Februari (yoy) 2,58 persen (inflasi),” lanjut dia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perkembangan harga pada Januari 2019 terjadi inflasi 0,32 persen mtm. Adapun beberapa komoditas yang dominan memberi sumbangan inflasi, seperti ikan segar sebesar 0,06 persen, beras sebesar 0,04 persen, tomat 0,03 persen, dan bawang merah 0,02 persen.

Di sisi lain, BI mengklaim inflasi inti juga menunjukkan tren cukup terkendali meski pihaknya belum dapat menjabarkannya. Adapun penyebab inflasi inti tersebut karena kebutuhan dari kenaikan permintaan dalam negeri masih dapat dipenuhi dari pasokan.

 

 

Exit mobile version