octa vaganza

Harga Batubara Turun Pengaruhi Kinerja Perbankan

Jakarta (Peluang) : Perbankan harus antisipasi mengurangi risiko NPL dengan meredam pendanaan ke industri batubara.

Harga Batu Bara Acuan (HBA) bulan November 2022 turun sebanyak US$ 22,77 per ton atau sebanyak 7,39 persen dibanding Oktober ke angka US$ 308,2 per ton. Turunnya HBA dipengaruhi oleh kondisi pasokan gas Eropa.

Terkait hal ini, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira mengatakan, meskipun belum dapat dipastikan arah fluktuasi batubara ini, seharusnya Indonesia sudah mempersiapkan langkah antisipasi.

Karena dengan turunnya harga batubara ini menurut Bhima,  akan mempengaruhi kontribusinya pada surplus perdagangan komoditas ini. Bahkan akhir dari bonanza harga batubara bisa berdampak ke defisit perdagangan tahun depan. 

“Kalau pemerintah terus andalkan batubara, bahaya. Karena semakin pendek rentang naik turunnya harga batubara di pasar internasional,” ujar Bhima.

Ia juga menyebut bahwa tren menurunnya harga batubara juga dapat mempengaruhi kinerja perbankan Indonesia. 

Seperti halnya saat krisis energi,  kata Bhima, Eropa memakai batubara sebagai emergency. Namun setelah reda krisis energinya,  ke depannya menggunakan energi baru terbarukan (RBT).

“Problemnya, banyak bank di Indonesia yang mendanai batubara. Jadi siap-siap risiko NPL (Non Perfoming Loan) naik,” tukasnya.

Bhima menghimbau pemerintah harus mengambil langkah antisipasi terkait tren penurunan batubara. Yaitu menurutnya, dengan mendorong ekspor manufaktur yang bernilai tambah. Selain itu juga ekspor jasa digital, dan transisi energi.

“Bicara soal transisi energi, peluang penciptaan lapangan kerjanya akan melebihi industri batubara,” ujarnya.

Bhima juga menyarankan perbankan mengambil langkah antisipasi untuk mengurangi risiko NPL. “Caranya, perbankan harus mulai mengurangi kucuran kredit ke batubara,” tandas Bhima. (S1).

Exit mobile version