Harapan OJK Ada Penambahan Penghimpunan Dana Pasar Modal hingga Akhir 2023

ojk
Ilustrasi/dok.ist

Peluangnews, Jakarta – Kepala Departemen Perizinan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Luthfy Zain Fuady mengatakan perlambatan ekonomi global juga berdampak pada aktivitas melalui pasar modal selama tahun 2023, dibandingkan dengan tahun 2022.

Pada tahun 2022, memang jumlah emiten baru tercatat sebanyak 65 emiten, dan untuk 2023 hingga bulan November, telah tercatat sebanyak 70 emiten baru. Nilai emisinya pun meningkat dari Rp33,01 triliun, dan di 2023 hingga November tercatat nilai emisi mencapai Rp52,78 triliun.

Namun secara total di tahun 2023, kemungkinan akan terjadi sedikit penurunan, di mana sampai hari ini total nilai emisinya baru mencapai Rp226 triliun termasuk emisi efek bersifat utang dan sukuk serta penambahan modal pemesanan efek terlebih dahulu.

“Nilai tersebut masih di bawah nilai akhir Desember 2022 yang mencapai Rp267 triliun. Mudah-mudahan dalam satu bulan terakhir sebelum akhir tahun kita bisa mencapai tambahan sehingga nilainya lebih dari Rp226 triliun,” kata Luthfy pada pembukaan Public Expose Live 2023 Perusahaan Tercatat, Senin (27/11/2023).

Meski ekonomi global diprediksi oleh beberapa lembaga nasional batal tubuh tapi semakin melemah Namun demikian Indonesia masih mampu untuk tumbuh di atas prediksi. Pada kuartal III-2023, ekonomi Indonesia masih tumbuh positif meski ada penurunan dibandingkan dengan kuartal III-2022.

Perekonomian global masih penuh tantangan, dimana pertumbuhan Tiongkok melambat. Padahal Tiongkok merupakan salah satu dari mitra dagang utama Indonesia. Sehingga apa yang terjadi di sana ada, sedikit banyak akan berpengaruh ke Indonesia.

“Tekanan utang negara-negara berkembang, pasar keuangan yang mengalami penyesuaian harga, kemudian juga ada fragmentasi geo-ekonomi yang menghambat kerjasama multi lateral,” kata Luthfy.

Meski demikian, OJK mengapresiasi 46 perusahaan tercatat/ emiten yang mengikuti Public Expose Live 2023. Dia menyampaikan satu pepatah relevan, yaitu sunshine is the best disinfectant, sinar mentari adalah pembasmi kuman yang terbaik.

“Kaitannya yaitu, sinar matahari ini ibarat keterbukaan di pasar modal. Semuanya harus terang benderang. Disinfektan adalah ibarat keraguan persepsi negatif pada manajemen dalam mengelola perusahaan atau bahkan mungkin sisi gelap dari investasi di sektor keuangan yang bisa meruntuhkan kepercayaan dari investor,” kata Luthfy.

Jika semua terang, publik bisa menggali informasi secara akurat dan tepat waktu mengenai kinerja operasional kinerja keuangan strategis, risiko strategis dan lain-lain, maka dipastikan manajemen akan merespon dengan menerapkan standar yang lebih tinggi dalam pengelolaan perusahaan.

Oleh karena itu, terang benderangnya itu harus benar, jujur, objektif, dalam bahasa yang mudah dipahami oleh berbagai jenis investor. Untuk memperoleh sunshine atau keterbukaan yang berkualitas, perlu dukungan kepada manajemen perusahaan untuk integritas yang tinggi dalam hal audit atas kinerja keuangan, dan rekam jejak dengan kinerja operasional.

“OJK berharap pada tahun mendatang pelaksanaan Public Expose Live bisa diikuti lebih banyak dari perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Kinerja emiten diharapkan mampu menggerakkan industri pasar modal dari industri pengelolaan investasi,” kata Luthfy. (Aji)

Baca Juga: Laba 332 Emiten Tumbuh 50,49 Persen

Exit mobile version