hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Hanya 10% dari 1.300 Koperasi di Sumut yang Berkembang, Ini Tantangan dan Solusinya

Hanya 10% Koperasi di Sumut yang Berkembang, Ini Tantangan dan Solusinya
Lambang koperasi Indonesia/dok.ist

Peluang News, Medan – Dinas Koperasi dan UKM Sumatra Utara (Sumut) mencatat bahwa hanya sekitar 10% dari koperasi di bawah kewenangannya yang mampu memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian daerah. Untuk meningkatkan peran koperasi, pelatihan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) terus didorong.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumut, Naslindo Sirait, mengungkapkan bahwa dari sekitar 1.300 koperasi yang berada dalam pembinaan pemerintah provinsi, hanya sekitar 9%–11% yang telah menunjukkan dampak positif bagi ekonomi Sumut.

“Dari total 1.300 unit yang berada di bawah kewenangan provinsi, hanya sebagian kecil yang benar-benar berkontribusi terhadap ekonomi daerah,” ujar Naslindo dalam acara pelatihan di Medan, Sumut, Kamis (6/2/2025).

Tiga Kategori Koperasi dalam Pembinaan Pemerintah

Dalam hal pembinaan dan pengawasan, koperasi di Indonesia terbagi menjadi tiga kategori berdasarkan kewenangan pemerintah:

1. Koperasi di bawah kewenangan pemerintah pusat; Koperasi yang memiliki cabang atau anggota di lebih dari satu provinsi.

2. Koperasi di bawah kewenangan pemerintah provinsi; Koperasi yang memiliki cabang atau anggota di lebih dari satu kabupaten/kota dalam satu provinsi.

3. Koperasi di bawah kewenangan pemerintah kabupaten/kota; Koperasi yang beroperasi dalam satu wilayah kabupaten/kota.

Meski secara reguler pemerintah provinsi hanya membina koperasi di bawah kewenangannya, dalam kondisi tertentu mereka juga dapat memberikan pendampingan kepada koperasi daerah jika ada permintaan khusus dari pemerintah pusat atau kabupaten/kota.

90% Koperasi Masih Terseok

Dinas Koperasi dan UKM Sumut bertanggung jawab membina sekitar 1.300 koperasi dari total 13.000 unit yang tersebar di wilayah tersebut. Namun, hanya 9%–11% koperasi yang telah berkembang pesat dan memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi daerah.

Beberapa koperasi yang telah maju bahkan memiliki aset hampir mencapai Rp1 triliun, sementara yang lain mengelola aset mendekati Rp700 miliar dan Rp600 miliar. Keberhasilan ini didorong oleh komitmen anggota dan pengurus dalam menjalankan koperasi secara profesional.

“Koperasi yang berkembang adalah mereka yang memiliki komitmen kuat, disiplin dalam memenuhi kewajiban anggota, serta dikelola oleh pengurus yang kompeten,” jelas Naslindo.

Sebaliknya, sebagian besar koperasi di Sumut masih menghadapi berbagai tantangan internal. Banyak di antaranya mengalami stagnasi, tidak memiliki pengurus yang aktif, bahkan tidak lagi memiliki kantor operasional.

Pelatihan SDM Jadi Solusi untuk Revitalisasi Koperasi

Untuk mengatasi permasalahan ini, Dinas Koperasi dan UKM Sumut berkomitmen terus memfasilitasi berbagai pelatihan guna meningkatkan kapasitas SDM koperasi dan pelaku usaha kecil menengah (UKM). Program pelatihan ini mencakup kegiatan yang diselenggarakan langsung oleh dinas maupun pelatihan yang diadakan oleh koperasi dan UKM.

“Kami yakin salah satu kendala utama koperasi di Sumut adalah rendahnya kapasitas SDM. Oleh karena itu, pelatihan menjadi kunci dalam meningkatkan daya saing koperasi,” tegas Naslindo.

Salah satu kegiatan pelatihan yang digelar baru-baru ini adalah Pelatihan Perkoperasian yang diselenggarakan oleh Koperasi Jasa Keluarga Pers Indonesia (Koperasi Pers Indonesia) pada Rabu (5/2). Acara ini berlangsung di aula Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Dinas Koperasi dan UKM Sumut, Kompleks PRSU, Kota Medan. Dalam kesempatan tersebut, Naslindo secara langsung memberikan materi kepada puluhan anggota koperasi, pengurus, dan jurnalis yang hadir.

Dengan upaya ini, pemerintah berharap koperasi di Sumut dapat lebih berkembang dan memberikan kontribusi lebih besar bagi perekonomian daerah. (Aji)

pasang iklan di sini