Kejaya Handicraft adalah murni dari kreasi para masyarakat sekitar yang diberikan kesempatan untuk menciptakan seni kerajinan.
Kata Kejaya mengandung filosofi ganda bagi kerajinan dari Banyuwangi. Bukan saja dimaksudkan produk yang dihasilkan menjadi sangat jaya dinilai dari kualitas seni budayanya, tetapi juga menjaga lingkungan hidup karena bahan bakunya diambil dari alam yang tak akan pernah habis.
Khotibin mendirikan Kejaya Handicraft dengan filosofi itu terinspirasi ketika ia melihat banyak pohon pisang di Banyuwangi yang ditebang karena ada kasus warga yang keracunan. Pria yang disapa Iben ini kemudian membuat tatakan gelas dan meja makan, namun kemudian berkembang menjadi aneka macam produk lainnya, seperti frame album foto, cermin, tempat parfum, keranjang, tas, topi dengan total sekira 500 produk. Produknya dijual dengan kisaran Rp1.000 hingga ratusan ribu.
Bahan yang digunakan juga bertambah tidak saja batang pohon pisang, tetapi juga limbah kayu, bambu, batok kelapa, kayu kelapa dan sebagainya. Dalam mendesain produknya pria kelahiran 1974 belajar secara otodidak.
Melalui workshop yang beralamat di Tambong Kejoyo, Kabupaten Banyuwangi, Ibien telah mempekerjakan sedikitnya 200 pekerja seni yang berasal dari masyarakat sekitar baik tua dan muda, ibu-ibu dan bapak-bapak, dengan sistem penggajian tetap maupun borongan.
Semua produk yang telah dibuat dengan merek Kejaya Handicraft adalah murni dari kreasi para masyarakat sekitar yang diberikan kesempatan untuk menciptakan seni kerajinan. Usaha kerajinan tangan ini beromzet puluhan jutaan rupiah, Kejaya Handicraft pernah menyabet juara II di kategori UKM Perintis tingkat Provinsi Jawa Timur.
“Produk-produk kami tidak saja dipasarkan di dalam negeri, seperti Jakarta Bali, Yogyakarta tetapi juga ke mancanegara, seperti Amerika Serikat, hingga negara-negara Eropa,” ujar Ibien.
Produknya laris-manis. Iben hanya mencontohkan untuk tempat parfum Kejaya Handicraft, sebelum pandemi mampu memenuhi permintaan produksi antara 100 ribu hingga 150 ribu item. Namun pandemi juga berimbas bagi usahanya, sempat menurun antara 50 hingga 70 persen.
“Alhamdulillah situasi itu saya manfaatkan untuk menata usaha-usaha baru dan tetap bikin produk untuk stok dan memperluas pasar secara daring melalui jaringan media sosial,” imbuh lulusan MAN Banyuwangi ini.
Ke depan Iben berencana mengembangkan usahanya dengan memperluas akses pasar serta membuka destinasi wisata desa yang mampu mendatangkan wisatawan lokal maupun mancanegara. Di desa itu Kejaya Handicraft akan mempromosikan dan menjual produknya. Dengan adanya desa wisata itu pihaknya bisa menambah penghasilan masyarakat dan melakukan pemberdayaan ekonomi (Irvan).