Kebijakan pemerintahan Presiden Donald Trump berbuah tunai. Lewat Deferred Resignation Program, jumlah pegawai federal secara luas terpangkas secara real. NASA menyebut sejumlah karyawan setuju mengajukan pengunduran diri. Jumlahnya dapat berubah, bergantung pada hasil evaluasi, termasuk kemungkinan menolak pengajuan resign.
Mesi begitu, “Keselamatan tetap menjadi prioritas utama saat kami menyeimbangkan kebutuhan untuk menjadi organisasi yang lebih ramping dan efisien, sembari memastikan bahwa kami tetap mampu mengejar Era Keemasan eksplorasi dan inovasi, termasuk misi ke Bulan dan Mars,” tulis pernyataan pers NASA (26/7).
Pihak NASA menawarkan dua kesempatan kepada pegawai pada 2025 untuk resign secara sukarela. Gelombang pertama terjadi di awal tahun, ketika pegawai federal menerima email penawaran buyout. Sekitar 870 orang atau 4,8% dari total pegawai saat itu mengambil opsi tersebut. Gelombang kedua dimulai pada awal Juni, dengan batas waktu pendaftaran hingga 25 Juli. Dalam gelombang ini, sekitar 3.000 pegawai atau sekitar 16,4% dari total pegawai, mendaftar untuk keluar/menarik diri dari lembaga tersebut.
Dengan total pengunduran diri ditambah pengurangan jumlah pekerja secara normal sekitar 500 orang, NASA memperkirakan jumlah pegawai sipil yang tersisa setelah program ini adalah sekitar 14 ribu orang. Pejabat NASA menyampaikan kebijakan itu bertujuan menghindari pemutusan hubungan kerja atau PHK secara paksa di masa mendatang. Program pengunduran diri massal itu memicu kekhawatiran di internal NASA dan industri luar angkasa. Khususnya kehilangan pegawai ahli mereka.
Ratusan karyawan dan mantan pegawai menyampaikan peringatan dalam surat terbuka kepada Administrator Interim NASA yang baru, Sean Duffy. Surat berjudul ‘The Voyager Declaration’ itu menyoroti risiko kehilangan talenta dengan keahlian khusus dan tidak tergantikan yang sangat penting untuk keberlanjutan misi NASA. “Ribuan pegawai sipil NASA telah diberhentikan, mengundurkan diri, atau pensiun dini, membawa serta pengetahuan khusus yang tak tergantikan,” tulis mereka.
Mereka juga memperingatkan bahwa pengurangan tenaga kerja yang besar dapat membahayakan keselamatan dan efisiensi operasi lembaga antariksa tersebut di masa depan. NASA sebelumnya mengajukan permintaan pembebasan massal dari kebijakan PHK terhadap pegawai percobaan, namun belum ada kejelasan mengenai hasil permintaan tersebut.●(Zian)