octa vaganza

Hadirkan Pangan Aman dan Sehat, Komunitas di Bandung Ini Lawan Stunting

BANDUNG—Warga Kelurahaan Kebon Gedang, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung menjadikan pangan sebagai perwujudan solidaritas sosial. Warga menjalankan  program beas perelek yakni pengumpulan beras hasil subsidi masyarakat dan LPM sekitar untuk disebarluaskan kepada masyarakat yang tidak mampu.

“Beas perelek ini adalah program dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat,” ujar Lurah Kebon Gedang, Yusuf Firmansyah dalam keterangan persnya, Sabtu (17/10/20).

Selain itu menurut Yusuf, di wilayahnya terdapat empat komunitas senam di 8 RW, satu komunitas sepeda, dan satu komunitas bulu tangkis serta Ibu PKK selalu menyediakan pangan yang sehat dalam peningkatan imun tubuh masyarakat sekitar.

Warga kelurahaan ini juga membentuk Komunitas Tanginas (Tanggap Stunting dengan Pangan Aman dan Sehat).  Sabtu lalu, Ketua Tim peggerak PKK Kota Bandung, Siti Muntamah Oded meresmikan komunitas ini.

Umi mengatakan ada empat faktor terjadinya stunting pada anak, yaitu pendidikan, gizi buruk, ekonomi, dan sanitasi.

“Masa pandemi Covid-19, menyebabkan anak-anak menjadi rawan stunting,” kata Umi.

Siti  mengungkapan, Indonesia adalah negara penyumbang manusia pendek ketiga terbesar di dunia sebagai akibat dari asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.

Komunitas merupakan bagian program Bandung Tanginas untuk memberikan intervensi gizi spesifik melalui pangan aman yang sehat kepada 5. 811 ibu hamil di Kota Bandung serta 50.000 jumlah balita rawan stunting di Kota Bandung yang harus diselamatkan.

Berdasarkan data terdapat 8. 211 kasus stunting di Kota Bandung pada usia balita, 8.711 di usia baduta. Termasuk ada 54 anak di Kelurahan Kebon Gedang ini yang masuk dalam kasus stunting.

“Dengan Lembur Tohaga Lodaya ini akan mengentaskan kasus stunting di Kelurahan Kebon Gedang,” pungkasnya.

Exit mobile version