Mengambil tema “Strengthening Digital Business Through Effective Organization” Koperasi Telekomunikasi Seluler siap berlaga di pasar bisnis komunikasi berbasis digital. Kata kuncinya perkuat perencanaan strategis, efisiensi biaya dan tindakan cerdas.
MOVE ON atau tergilas. Istilah itu kini marak di tengah persaingan bisnis komunikasi digital yang semakin ketat. Dunia usaha diingatkan segera menyesuaikan diri dengan pasar digital jika tak ingin menjadi penonton. Perubahan teknologi yang bergerak cepat dan mendesak dianstisipasi itu disampaikan Deputi Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM Luhur Pradjarto dalam RAT Koperasi Telekomunikasi Seluler (Kisel) awal Mei lalu di Tangerang Banten. Ia meminta pelaku usaha koperasi segera mengevaluasi mekanisme dan proses bisnis yang selama ini masih manual, dan didorong beralih ke penggunaan teknologi digital. Maraknya pertumbuhan financial technology dan e-commerce dan disusul dengan banyaknya sektor usaha non-digital yang gulung tikar merupakan sinyal untuk segera melakukan Business Process Re-engineering.
Imbauan Luhur Pradjarto ditanggapi positif oleh Ketua Dewan Pengurus Kisel Suryo Hadiyanto. Dikatakan Business Process Re-Enginering (BPR) merupakan bagian rutin yg selalu dievaluasi dan diperbaiki dari waktu ke waktu. ”Dalam konteks BPR itu yang kami senantiasa melakukan perbaikan secara kontinyu (continuous improvement) Perbaikan tersebut menyangkut tiga hal yaitu, Manusia, Prosedur dan Teknologi yang kami singkat PPT (People-Procedure-Technology/System),” tuturnya.
Khusus untuk BPR yang terkait kategori Procedure, lanjut Suryo, dilakukan audit rutin oleh internal audit. Hasilnya akan keluar rekomendasi sebagai dasar perbaikan sehingga bisnis semakin dikelola dengan baik, efektif dan cerdas serta sesuai situasi bisnis terkini.
Dalam proses membangun organisasi yang efektif, Kisel telah mengembangkan “Kisel Digital Ecosystem” dengan membangun tiga hal yakni Platform, Channel dan Applications. (Irm)
