hayed consulting
hayed consulting
lpdb koperasi
Berita  

Hadapi Musim Barat, PHE OSES Perkuat Budidaya Ikan Kepulauan Seribu

PHE OSES menghadirkan inovasi pakan alternatif berbasis maggot untuk membantu pembudidaya ikan menghadapi tantangan musim barat.

PeluangNews, Kepulauan Seribu  – Kepulauan Seribu menghadapi tantangan tersendiri dalam sektor budidaya ikan. Ketersediaan pakan, terutama pakan alternatif seperti ikan rucah, kerap terganggu oleh kondisi alam, sementara kenaikan harga pakan pabrikan turut meningkatkan biaya produksi bagi para pembudidaya.

Untuk menjawab persoalan ini, PT Pertamina Hulu Energi OSES (PHE OSES) melalui program pemberdayaan masyarakat menggelar Pelatihan Pembuatan Pakan Ikan Mandiri dari Maggot serta Manajemen Usaha Budidaya Maggot. Kegiatan yang merupakan bagian dari Program Palugada ini berlangsung pada 22–23 November 2025 di Ruang Aula Sudin KPKP Kepulauan Seribu, Pulau Pramuka.

Program Palugada mendorong pemanfaatan maggot sebagai sumber pakan alternatif yang lebih terjangkau dan berkelanjutan. Bagi Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Kerapu Cantik di Kelurahan Pulau Panggang, maggot menjadi solusi nyata untuk mengurangi ketergantungan pada pakan pabrikan sekaligus menjaga kelangsungan usaha budidaya ikan.

Sebanyak 25 peserta, terdiri atas anggota Pokdakan Kerapu Cantik, Bank Benih Wisata Bahari, serta pengelola Bank Sampah Pulau Panggang, mengikuti pelatihan ini dengan antusias. Kegiatan dibuka oleh Lurah Kelurahan Pulau Panggang, Jamaludin, yang mengapresiasi kolaborasi lintas pihak dalam mendukung pembudidaya lokal.

“Saya sangat mengapresiasi Program Palugada melalui kegiatan pelatihan yang dilaksanakan PHE OSES bekerja sama dengan Sudin KPKP, KKP, dan IPB. Harapan saya, pelatihan ini dapat membantu menyelesaikan salah satu permasalahan utama pembudidaya ikan di Pulau Panggang, yaitu tingginya harga pakan. Semoga hasil pelatihan ini dapat langsung dipraktikkan oleh para pembudidaya,” ujar Jamaludin.

Pelatihan menghadirkan narasumber berpengalaman, yakni Dr. Melta Rini dan Marjono dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta Dr. Ichsan dan Madyusi dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Para ahli tidak hanya memberikan materi, tetapi juga berbagi pengalaman lapangan terkait budidaya maggot dan formulasi pakan ikan laut.

Dr. Melta Rini menyampaikan optimismenya terhadap pelaksanaan kegiatan ini.

“Saya bangga dengan kegiatan yang telah dilaksanakan. Dalam praktik budidaya, tentu berbagai kendala akan muncul. Namun melalui pelatihan ini, saya berharap dapat terjadi perubahan mindset masyarakat dalam berbudidaya, sekaligus peningkatan secara teknis. Semoga budidaya maggot di Kepulauan Seribu semakin maju dan berkelanjutan dengan dukungan PHE OSES dan pihak terkait,” ujarnya.

Selama dua hari, peserta mengikuti sesi praktik pembuatan pakan ikan laut mandiri berbahan dasar maggot, serta pembekalan manajemen usaha budidaya maggot. Peserta juga diajak memahami solusi atas kendala yang selama ini dihadapi, seperti lalat BSF yang sulit bertelur, ukuran maggot yang belum seragam, hingga lamanya masa pertumbuhan.

Bagi para pembudidaya, pelatihan ini memberikan harapan baru. Sihan, salah satu penerima manfaat, mengaku kegiatan ini sangat berkesan.

“Terima kasih PHE OSES dan para narasumber. Pelatihan ini benar-benar bermanfaat bagi kami. Harapan kami, ilmu yang didapat dapat membuahkan hasil yang optimal untuk usaha budidaya kami ke depan,” kata Sihan.

Head of Communication, Relations & CID PHE OSES, Indra Darmawan, menegaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam membangun kemandirian masyarakat secara berkelanjutan.

“Kami percaya pemberdayaan masyarakat harus dibangun dengan semangat kolaborasi dan keberlanjutan. Melalui Program Palugada, PHE OSES ingin menumbuhkan kemandirian pembudidaya agar mampu menghadapi tantangan secara berkesinambungan. Kami berharap semangat belajar dan berinovasi dari kegiatan ini terus berlanjut dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat Kepulauan Seribu,” ujarnya.

 

pasang iklan di sini
octa vaganza