hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Grootwatch, Jam Tangan Tulang Kreatif Anak Bandung

BANDUNG-–Pada suatu hari pada 2014 seorang mahasiswa bernama Marwan Eka Fadillah mengunjungi pasar seni ITB.  Dia menyaksikan kerajinan yang terbuat dari tulang sapi, namun dianggapnya kurang kekinian.

“Saya terinspirasi ingin mengembangkan kerajinan tulang dan memanfaatkan material limbah tulang sapi dan kerbau menjadi produk gaya hidup dan mempunyai nilai jual yang tinggi,” ujar alumni Fakultas Ekonomi, Manajemen Pemasaran, Universitas Maranatha ini kepada Peluang, melalui chatt WhatsApp, Selasa (5/11/19).

Peraih MBA ITB ini kemudian memutuskan merintis kerajinan jam tangan dari tulang dan tanduk dengan modal sekitar Rp30 juta. Brandnya dinamakan Grootwatch  yang berarti global dan root (akar). Penamaannya memberikan spirit bisa membawa produknya ke pasar global membawa nama Indonesia.

Menurut Marwan, untuk pembuatan jam tangan pemilihan material dilakukan untuk memilih material yang cocok dari segi ketebalan dan besar material sehingga dapat di bentuk menjadi jam tangan.

Kelahiran 12 Okotber 1992 ini  menjelaskan, untuk membuat satu buah jam saat ini paling lama satu minggu. Tulang di dapatkan dari pedagang pedagang bakso dan daging si pasar traditional.  Jam tangan produksinya dikatikan dengan budaya di Indonesia, dengan menggunakan nama suku di Indonesia, seperti Baduy, Asmat dan Dayak.

Jam tangan produknya dibandroll dengan harga Rp1,2 juta hingga Rp1,5 juta per buah.  Grootwatch mampu memproduksi 30-50 jam tangan per bulan dengan penjualan berkisar 10 hingga 25 buah,  Dengan karyawan tujuh orang, UKM ini meraup omzet sebesar Rp7 juta hingga Rp10 juta per bulan.

Ke depannya Marwan merencanakan meningkatkan skala produksi agar bisa ekspor dalam jumlah lebih besar. Bisnisnya mengembangkan berbagai produk di luar jam tangan dan aksesoris dengan material baru.

“Yang paling dekat saya ingin memberdayakan para perajin tulang dan tanduk lokal,” ujar Marwan (Irvan Sjafari).

pasang iklan di sini