hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Green Education Bandung Ajar Cinta Lingkungan Bernilai Ekonomis

BANDUNG—-Komunitas Green Education Bandung percaya bahwa memahami dan menjaga lingkungan hidup bisa selaras dengan pemberdayaan ekonomi. Bahkan keduanya bisa dipelajari sejak masa kanak-kanak.

Keyakinan membuat Boy Hidayat, salah seorang pegiat lingkungan ini mengajak tiga puluh anak dari Sekolah Alam Cendikia bertandang ke lahan yang dikelola kelompok ini di Bojong Koneng, Kabupaten Bandung Barat.

Di lahan seluas 23 hektare ini mereka diajak  bermain sambil belajar, hiking dan berinteraksi dengan binatang, tetapi juga dikenalkan dengan komoditi jeruk yang ditanam secara organik di lahan-lahan tidur.  

“Mereka belajar menanam sayur organik untuk menghadirkan oksigen pada halaman rumah atau sekolahnya. Mereka dapat belajar , menumbuhkan, merawatnya juga memanfaatkan sayur tersebut pada saat sudah siap dikonsumsi,” ungkap Boy ketika dihubungi Peluang, Kamis (5/9/19).

Anak-anak itu begitu antusias karena bisa menyentuh hewan, memetik jeruk secara langsung dan mengkonsumsinya.

“Ini sekolah ketiga yang bertandang. Muridnya campur dari kelas 1-6. Minggu depan giliran Minggu depan kelas 3 dari 6 dari SD Itqan Padasuka,” ujar Boy.

Boy menuturkan kawasan ini baru dikembangkan, baru lima hektare yang ditanami jeruk jenis Jeruk keprok Rimau Gerga Lebong (RGL) yang didatangkan dari Timur Tengah.

Ketahanan Pangan Rumah Tangga Berwawasan Lingkungan

Green Education Bandung juga mengedukasi para ibu rumah tangga kota Bandung terkait ketahanan pangan skala rumah tangga.  Yang paling sederhana menanam untuk kebutuhan harian, seperti sayuran cabe rawit secara organik. 

“Jadi ketika harga cabe rawit melonjak, tidak perlu panik karena sudah ada stok di rumah,” ujar Boy.

Metodenya mempergunakan bahan dari sampah seperti botol air mineral, dengan sistem’ semi hidroponik, hidroponik sistem sumbu.

Lanjut Boy, pada Rabu (4/9/19) Boy dan teman-temannya mengedukasi di Kelurahan malabar, Kelurahan Mekar Wangi, dan Kelurahan Babakan Cibuntu, dengan rata-rata peserta 40 hingga 50 orang.

Total sudah dua puluh kecamatan di Kota Bandung yang sudah disambangi.

Beberapa di antaranya sudah bervariasi.  Warga RW 04,  Kelurahaan Pajajaran misalnya,  bukan mengelola sayur saja juga ada beberapa jenis buah yang ditanam dalam pot.

“Lain halnya  dengan warga Sauyunan, mereka sudah mulai membuat produk rumahan seperti ekstrak jahe merah dan sekarang mau mencoba kripik bayam,” pungkas pria kelahiran 1965 ini (Irvan Sjafari).

pasang iklan di sini