hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Bisnis  

Giliran Kopi Fore Melantai di Bursa

Peluang News, Jakarta – Mengawali pekan ketiga di bulan April, kopi Fore melakukan ekspansi ke Bursa Efek Indonesia. Bukan untuk membuka gerai café baru, PT Fore Kopi Indonesia Tbk pada Senin (14/4) resmi melakukan pencatatan saham perdana di Bursa.

Perusahaan dengan kode saham FORE itu tercatat di Papan Pengembangan dan menjadi emiten ke-12 yang melakukan IPO pada tahun ini.

FORE adalah perusahaan kopi rintisan yang berdiri sejak 2018 dengan model bisnis online-to-online. Dengan lebih dari 216 outlet di 43 kota di Indonesia, termasuk kota-kota tier 2 dan 3, serta 1 cabang di Singapura per September 2024, FORE berperan dalam memperkenalkan kultur dan gaya hidup kopi baru, dengan komitmen pada teknologi, keahlian, dan keberlanjutan.

FORE bergerak dalam bidang bisnis kedai kopi. Harga penawaran saham FORE adalah senilai Rp188,00 per lembar dengan jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 8.918.359.270 lembar saham, sehingga kapitalisasi pasarnya adalah senilai Rp353.440.000.000,00.

Direktur Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna mengatakan Fore menjadi emiten ke-955 yang melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia.

“Fore masuk ke bursa pada saat pasar sedang dalam kondisi uncertainty dan volatility. Karena itu, penting bagi Fore untuk terus membangun strong leadership,” ujarnya.

Kunci kesuksesan berikutnya menurut Yedna adalah agar emiten dapat terus melakukan inovasi dan membangun kepercayaan pasar untuk jangka panjang.

Komisaris Utama PT Fore Kopi Indonesia Tbk Wilson Tjuatja mengatakan Fore melakukan pencatatan saham perdana pada saat kondisi pasar modal global maupun d dalam negeri sedang bergejolak.

“Tetapi kami tetap optimistis untuk melakukan pencatatan saham perdana sesuai rencana. Ternyata hasilnya sangat di luar dugaan,” ujarnya.

Terbukti penawaran Fore diluar ekspektasi, kelebihan target 200 kali, lebih dari 114 ribu investor bergabung ke Fore.

Menurut dia, kendati banyak pihak yang mengatakan dunia start up sedang tidak baik-baik saja, dia tetap optimistis prospek bisnis start up di Indonesia masih tetap menjanjikan. “Entrepreneur telah terbukti tahan banting,” ujarnya.

“Penawaran IPO Fore Coffee yang menarik minat banyak investor menunjukkan bagaimana produk asli dari startup lokal dapat bergema kuat meskipun terjadi ketidakpastian di pasar modal.,” kata Wilson

Sebagian dana yang diperoleh dari hasil IPO, yaitu sebesar 76% rencananya akan digunakan untuk membuka sekitar sebanyak 140 outlet baru. Komposisinya, 10% untuk outlet Flagship, 80% untuk outlet Medium dan 10% untuk outlet Satellite yang termasuk tapi tidak terbatas pada biaya renovasi, biaya pengadaan peralatan dan perlengkapan outlet di wilayah Jabodetabek serta wilayah lain di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Bali. Penggunaan dana tersebut direncanakan untuk dilakukan secara bertahap dari tahun 2025 sampai tahun 2026.

Kemudian, sekitar 18% akan digunakan untuk melakukan setoran modal kepada PT Cipta Favorit Indonesia (CFI) dan selanjutnya akan digunakan untuk membuka sekitar sebanyak 30 outlet baru, dengan komposisi 10% untuk outlet Flagship, 65% untuk outlet Medium dan 25% untuk outlet Satellite. Penggunaan dana tersebut direncanakan untuk dilakukan secara bertahap dari tahun 2025 sampai tahun 2027. Selebihnya akan digunakan dialokasikan untuk modal kerja, termasuk untuk pembelian bahan baku serta bahan kemasan, biaya sewa untuk outlet dan biaya utilitas.

 

pasang iklan di sini