Jakarta (Peluang) : Total jumlah investor pasar modal mencapai 9,87 juta pada 14 Oktober 2022.
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat demografi investor pasar modal Indonesia masih didominasi Gen Z. Per 14 Oktober 2022, KSEI mencatat jumlah single investor identification (SID) yang berusia 30 tahun ke bawah mencapai 58,91 dengan total nilai aset sebesar Rp 52,77 triliun.
Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Uriep Budhi Prasetyo mengatakan, dominasi anak muda Indonesia terhadap pasar modal sejalan dengan upaya pengembangan regulator. Salah satunya inisiatif yang telah dilakukan KSEI sejak 2019 yaitu pembukaan rekening secara online.
“Saya apresiasi anak muda yang menyadari pentingnya investasi di pasar modal. Diharapkan dominasi mereka terus berlanjut, agar stabilitas pasar modal Indonesia dapat bertahan sampai masa mendatang,” kata Uriep.
KSEI mencatat hingga 14 Oktober 2022, total jumlah investor pasar modal mencapai 9,87 juta, atau naik 31,85 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni 7,49 juta.
Termasuk di dalamnya 9,18 juta investor reksa dana yang mengalami peningkatan 34,30 persen dari tahun sebelumnya.
Dikatakan Uriep, kehadiran agen penjual efek reksa dana berbasis financial technology (fintech) menjadi faktor utama meningkatnya jumlah investor.
Hal ini terlihat dari 78,10 persen investor reksa dana membuka rekening melalui agen penjual reksa dana berbasis fintech.
Adapun nilai aset yang tersimpan di KSEI mengalami peningkatan 7,22 persen dari Rp5.639,11 triliun di akhir tahun 2021 menjadi Rp6.046,03 triliun.
Yaitu dengan komposisi nilai aset investor lokal mencapai 58,75 persen. Sedangkan nilai reksa dana yang tercatat di KSEI mengalami penurunan 3,56 persen dari Rp 826,70 triliun di akhir 2021 menjadi Rp 797,25 triliun.
Dalam RUPSLB, Uriep menjelaskan 13 program strategis KSEI di tahun 2023. Salah satu program strategisnya adalah rencana pengembangan alternatif penyimpanan dana nasabah pada sub rekening efek (SRE) untuk memfasilitasi transaksi instrumen efek bersifat ekuitas, efek bersifat utang dan sukuk, ataupun efek lain yang tercatat di KSEI.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam penyimpanan dan penyelesaian transaksi di pasar modal. Termasuk juga untuk memperluas jaringan untuk on boarding investor pasar modal.
Untuk mendukung program strategis tersebut, KSEI juga telah menjadi salah satu peserta BI-FAST pada 31 Januari 2022.
BI-Fast ini merupakan infrastruktur sistem pembayaran ritel nasional yang dikembangkan oleh Bank Indonesia (BI).