SUMEDANG-—Gerakan Wirausaha Muda (Garuda) dari Desa Cikondang, Kabupaten Sumedang patut menjadi contoh bagaimana seharusnya pengelolahan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa). Komunitas ini melakukan inovasi sekaligus kolaborasi.
Anak-anak Garuda terlebih dahulu mencari potensi desa dan berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) serta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang. Hasilnya adalah kehadiran Kampung Kerajinan Kaus Kaki.
“Sebelumnya kami meminta rekomendasi, produk apa yang bisa pemuda Desa Cikondang buat. Ada tiga rekomendasi, (yaitu) alumunium, kopiah, dan kaus kaki. Hasilnya kaus kaki yang paling baik,” ungkap anggota Garuda dan perajin kaus kaki Anggi Yusuf di kantor Desa Cikondang, Kabupaten Sumedang, Sabtu (15/2/20).
Sebanyak 20 pemuda Cikondang pun mengikuti berbagai pelatihan pembuatan kaus kaki. Dengan mesin manual, mereka berupaya membuat barang berkualitas.
“Ya, awal-awal kami memang kesulitan. Tapi, kami terus coba buat kaus kaki. Sehari bisa membuat 21 lusin atau 252 pasang kaus kaki,” kata Anggi.
Perlahan dan pasti, produk kaus kaki asal Cikondang terdengar ke sejumlah daerah di Sumedang. Garuda melalui BUMDes Cikondang kemudian dijuluki Kampung Kaos Kaki.
Seperti kebanyakan kerajinan di Indonesia, mereka menghadapi berbagai kendala. Di antaranya produktivitas terhambat karena mesin yang ada belum maksimal. Bantuan dari Pemda Provinsi Jabar (berupa mesin) bisa meningkatkan produktivitas BUMDes.
“Dengan mesin baru yang lebih canggih, Kampung Kaos Kaki mampu memproduksi lebih banyak lagi kaus kaki. Dengan begitu akan ada lapangan kerja baru di Desa Cikondang,” ungkap Anggi.
Terobosan yang dilakukan anak-anak Garuda ini, mendapat apresiaasi dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Keberhasilan Kampung Kaos Kaki, katanya merupakan contoh nyata keberhasilan BUMDes menyejahterakan warganya melalui konsep satu desa satu produk atau satu desa satu perusahaan.
Pemda Prov Jabar siap memberikan bantuan untuk BUMDes Cikondang atau Kampung Kaos Kaki tidak hanya berupa mesin tetapi juga promosi.
“Kami mendatangi ini (Kampung Kaos Kaki) karena kami kan ada konsep OVOC (One Village One Company), atau satu desa satu start up. Di sini khasnya adalah kaus kaki karena demand-nya tinggi dan bisa menghidupi BUMDes di sini,” kata pria yang karib disapa Kang Emil saat mengunjungi Kampung Kaos Kaki dalam rangkaian Sapa Warga di Sumedang.
Menurut Kang Emil, Pemda Provinsi Jabar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar akan mempromosikan produk Kampung Kaos Kaki. Dia optimistis pemuda Desa Cikondang tetap betah di desa dan tidak akan merantau ke kota besar untuk mencari pekerjaan.
Lanjut dia, tugas Indag Jabar mencari pasar dan membantu -pasarnya mempromosikan.
“Ini harus berhasil. Kalau tidak berhasil, nanti teori ekonominya berulang lagi. Warga desa hijrah ke kota lagi. Makanya, kami memberi enam mesin lebih banyak untuk memastikan rezeki di desa dan teori ekonomi berhasil,” pungkas Emil.