hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Garda Depan Organisasi Pecinta Alam Indonesia

Meski kegiatan pecinta alam itu tergolong baru dan mulai dikenal tahun 70-an, mereka telah menorehkan berbagai prestasi dan pencapaian hebat bahkan di level internasional.

PADA tahun 1970-an ketika trend pecinta alam mulai masuk ke Indonesia, beberapa organisasi pecinta alam yang berdiri dan memulai debut mereka. Mereka menggelar banyak kegiatan, baik yang bersifat petualangan, pendidikan, ilmu pengetahuan, maupun kegiatan lain yang background-nya ada di alam bebas.

Hebatnya, tak sedikit dari organisasi pecinta alam tersebut yang menorehkan prestasi tidak hanya di Indonesia, tapi juga di kancah internasional. Mereka mendaki gunung, bertualang, memanjat tebing, bersepeda dan sebagainya, sambil menabur kabanggaan sebagai bangsa Indonesia. Karena itulah, sikap dan tekad mereka sangat perlu dijadikan suri teladan, khususnya oleh generasi penerus.

Ada berbagai jenis jika kita menyebut nama pecinta alam di Indonesia. Daftar organisasi pecinta alam di Indonesiaitu umumnya terbagi dalam: Orapala (Organisasi Pecinta Alam) atau KPA (Kelompok Pecinta Alam), Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam), Sispala (Siswa Pecinta Alam).

Berikut nama organisasi pecinta alam yang masuk dalam kategori paling awal didirikan dan telah banyak membuat prestasi. Daftar ini dikutip dari buku Wajah Maut Mountaineering Indonesia karya Anton Sujarwo.

Mapala Universitas Indonesia (Mapala UI)

Jelang bertajuk Mapala Universitas Indonesia atau Mapala UI, Kelompok Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia ini bernama Impala atau Ikatan Mahasiswa Pecinta Alam. Inisiator populer dari berdirinya Mapala UI tentu saja tidak lepas dari figur muda kharismatik bernama Soe Hok Gie. Dialah sosok pemikir yang visioner dalam tubuh Mapala UI. Dia memberi sumbangan pemikiran yang besar dengan orientasi yang jelas ke mana organisasi ini akan mengarah. Gie juga dalam banyak tulisan dan catatannya telah meletakkan sebuah dasar filosofis yang kuat untuk Mapala UI dan generasi pelanjutnya.

Berikut beberapa prestasi dan pencapaian Mapala UI di masa-masa awal berdirinya:

  • Menjadi orang Indonesia pertama yang mencapai puncak Carstensz Pyramid dalam ekspedisi mereka tahun 1972.
  • Dua anggota UI mengukir prestasi dengan mencapai puncak Kilimanjaro pada tahun 1983.
  • Tahun 1987 mencapai puncak Mount Cook di Selandia Baru, Gunung Cayambe dan Chimborazo di Amerika Selatan.
  • Mencapai puncak Denali pada tahun 1989, puncak Elbrus 1990, dan Aconcagua tahun 1994.

Tentu saja masih banyak prestasi lain yang dibukukan oleh Mapala UI sebagai salah satu nama komunitas pecinta alam di Indonesia yang paling terkenal dan senior. Keberhasilan mereka dalam banyak penjelajahan telah ikut memberikan kebanggaan bagi bangsa Indonesia.

Wanadri

Membicarakan isu dunia penjelajahan di Indonesia tentu saja wajib menyebut nama Wanadri. Kelompok pecinta alam dari Kota Bandung, Jawa Barat, ini memiliki sejarah yang sama panjangnya dengan Mapala UI. Prestasi keduanya pun sama-sama hebat, baik di Indonesia maupun di mancanegara.

Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Wanadri berdiri pada tanggal 17 Januari 1964, diresmikan pada tanggal 16 Mei 1964. Di antara banyak organisasi pecinta alam dan pendaki gunung di Indonesia, dapat dibilang Wanadri adalah yang paling sukses. Keberhasilan ini baik dari sisi prestasi dan penjelajahan, maupun sebagai organisasi pendidikan karakter yang terus beregenerasi.

Beberapa prestasi cukup signifikan yang ditorehkan Wandari misalnya:

  • Berpartisipasi menjadi organisasi pertama di Indonesia yang mendaki Seven Summit.
  • Cukup sering mengirim anggotanya untuk mendaki berbagai puncak gunung dunia yang populer misalnya; Everest, Reiner, Elbrus, Denali, Pumori.
  • Berpartisipasi dalam banyak ekspedisi yang bertujuan untuk memberikan data-data yang lebih lengkap tentang suatu tempat yang belum tersentuh misalnya; Ekspedisi Garis Besar Nusantara, Ekspedisi Tebing Tondoyan, Pendataan Pulau Terluar Indonesia.

Jayagiri

Jayagiri bukanlah organisasi pecinta alam seperti halnya Mapala UI atau Wanadri. Namun, jika kita berbicara mengenai sejarah pecinta alam di Indonesia secara lengkap dan luas, kita tidak bisa meninggalkan nama Jayagiri. Jayagiri adalah nama perusahaan dan merek perlengkapan outdoor pionir di Indonesia. Jayagiri masuk dalam list ini bukan karena produknya, melainkan karena konsistensinya mendukung aktivitias dunia kepecintaalaman di Indonesia.

Apa saja yang pernah dilakukan Jayagiri saat itu? Beberapa di antaranya:

  • Mendukung para pemanjat tebing Indonesia belajar mountaineering ke Swiss dan Skotlandia.
  • Tiga kali mendanai para pendaki Indonesia ke Gunung Eiger.
  • Mendukung banyak atlet dan aktivis pecinta alam Indonesia untuk membukukan prestasi dan pencapaian, di dalam ataupun di luar negeri.

Tatkala aktivitas petualangan belum populer di Indonesia, pada tahun 1970-an, Jayagiri telah berani mengambil langkah-langkah yang signifikan untuk memajukan dunia pecinta alam Indonesia. Atas kepeloporan semacam itu, tentu saja sangat pantas mereka mendapatkan rasa hormat.

Skygers

Organisasi pecinta alam selanjutnya yang juga harus diketahui adalah Skygers. Organisasi ini hampir sama tuanya dengan Wanadri dan Jayagiri, jika dilihat dari sejarah berdirinya. Dalam hal pencapaian dan prestasi, Skygers juga membuat banyak sekali hal yang layak diteladani dan diapresiasi.

Skygers didirikan oleh Harry Suliztiarto, seorang pemanjat tebing pertama di Indonesia. Berbeda dengan organisasi kepecintaalaman yang lain, Skygers memfokuskan orientasi mereka pada bidang panjat memanjat. Hal ini termasuk dalam artian: rock climbing, vertical rescue, pendakian gunung teknis, dan sebagainya.

Salah satu prestasi yang sangat layak diapresiasi dari Skygers adalah mereka meluncurkan sebuah program yang disebut Ekspedisi 1000 Jembatan Gantung untuk Indonesia. Dalam proyek ini, Skygers dan para pemanjatnya bekerja mencari donatur dan membuat jembatan gantung di wilayah-wilayah terisolasi di seluruh Tanah Air.

Mahitala Unpar

Coba cari 10 Mapala terbaik di Indonesia berdasarkan pencapaian mereka, maka nama organisasi pecinta alam yang terakhir ini mungkin saja menempati urutan teratas. Ya, Mahitala Universitas Parahiyangan, Bandung adalah salah satu Mapala di Indonesia dan dunia yang paling berprestasi dalam urusan pendakian gunung atau mountaineering.

Prestasi terbesar Mahitala mungkin memang adalah ketika mereka berhasil mengirim mahasiswanya baik kategori putera maupun puteri menjadi komunitas pecinta alam pertama di dunia yang mencapai puncak seven summit. Hal ini tentu saja sangat membanggakan bangsa Indonesia.

Mountaineering sebagai salah satu tujuan organisasi pecinta alam pada umumnya telah berhasil dicapai dengan sangat maksimal oleh Mapala Unpar. Atas kesungguhan tekad dan kerja sama yang luar biasa dari organisasi pecinta alam Universitas Parahiyangan ini, sudah selayaknya diapresiasi dengan tulus.

Nilai-nilai positif yang ditunjukkan oleh banyak perkumpulan pecinta alam terkait kiprah mereka di alam bebas tentu saja sangat penting diwarisi. Selain akan membawa kita pada pengertian yang lebih baik tentang hakikat pecinta alam, konsep ini akan melahirkan sikap menghargai dan hormat kepada orang lain yang telah lebih dulu berbuat banyak untuk dunia petualangan di khazanah Ibu Pertiwi.●(Zian)

pasang iklan di sini