hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Game Lokal Indonesia Diapresiasi di Luar Negeri, Tidak Dilirik di Dalam Negeri

JAKARTA—Ketua Asosiasi Game Indonesia Cipto Adiguno menyampaikan dalam rangka mendorongkan penggunaan game lokal di tanahnya sendiri dan juga bisa bersaing di pasar global, game-game lokal sudah banyak mulai mendapatkan apresiasi tidak saja dlama negeri, tetapi luar negeri.

“Banyak pembuat game lokal malah mendapatkan penghargaan di luar negeri, tetapi di dalam. Ini disayangkan game lokal justru kurang dikenal di dalam negeri sendiri. Sementara kami melihat 95% game yang dimainkan di Indonesia justru game buatan luar, “ujar Cipto dalam  webinar Bangga Game Buatan Indonesia, Selasa (3/8/21).

Pasar video game di Indonesia adalah salah satu yang terbesar, karakteristik pasarnya sangat sulit ditembus oleh pemain baru.

Bagi para pelaku industri lokal yang relatif kecil, kesempatan bisnis terbesar malah berada di luar negeri.

“Meski demikian, akses ke pasar tersebut lebih sulit daripada menarget pasar sendiri, baik dari posisi geografis maupun pemahaman lokal untuk menentukan strategi sukses terbaik,” papar Cipto.

Pada kesempatan yang sama Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier mengaku terus mendorong pengembangan industri game dalam negeri agar bisa lebih berdaya saing di kancah saing global.

Langkah strategis ini perlu dibangun ekosistem industri yang baik melalui penguatan rantai nilai dan pengoptimalan potensi yang ada di tanah air hingga akan menghasilkan sebuah ekosistem yang terintegrasi dan menyeluruh.

Kemenperin, katanya berupaya untuk menguatakan rantai nilai di industri konten yang melibatkan beberapa sektor pendukung, antara lain industri komik, animasi, film, game, musik, dan mainan. Kemenperin juga proaktif berkoordinasi dengan kementerian terkait, BUMN, dan pihak swasta.

Taufiek optimistis, dengan terbentuknya ekosistem industri konten yang baik, industri games sebagai salah satu komponen pendukung di dalamnya juga akan turut tumbuh dan berkembang dengan baik.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Newzoo pada tahun 2016-2019, revenue industri game di Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2019, Indonesia memperoleh pendapatan sebesar 1,084 miliar dolar AS  dari industri gaming dan eSports.

“Dengan capaian tersebut, saat ini Indonesia merupakan pasar industri game terbesar di Asia Tenggara dan menduduki peringkat ke -17 dunia. Tercatat pula terdapat 52 juta penduduk Indonesia yang merupakan gamer,” ungkapnya.

Menurut Taufiek, dengan potensi pasar yang begitu besar di Indonesia, pihaknya mendorong para pengembang game dalam negeri untuk mengoptimalkan peluang yang ada saat ini.

“Pada 2020, pasar game Indonesia baru dikuasai oleh industri lokal senilai 0,4%. Artinya, masih tinggi untuk peluang berusaha bagi para pengembang game dalam negeri,” tegasnya.

Taufiek menambahkan, pada 2016, perangkat yang paling digemari untuk memainkan game masih didominasi oleh komputer (baik desktop maupun laptop), namun tren tersebut semakin berubah pada saat ini.

Tren gamer di Indonesia yang menggunakan komputer sebagai perangkat permainannya mengalami penurunan, dari 39,2% pada  2017 menjadi 35,4% pada 2018. Sedangkan gamer yang menggunakan ponsel cerdas sebagai perangkatnya terus naik, dari 29,9% tahun 2017 menjadi 33,5% di 2018 (Van).

pasang iklan di sini