octa vaganza

Galih Tantyo Yuwono, Kembangkan Peternakan Unggas dengan Hilirisasi

BOGOR—-Jauh sebelum dahi Galih Tantyo Yuwono (28 tahun)  pertama menyentuh bumi, orangtuanya sudah akrab dengan dunia budi daya perunggasan.  Peternakan unggas milik orangtuanya melampaui zaman Orde Baru, Reformasi hingga zaman Jokowi.

“Meski sempat berpuasa masa krisis dua dekade yang lalu, beliau berhasil melaluinya. Hingga sempat mencapai puncaknya 12 tahun yang lalu,” kenang Galih kepada Peluang melalui WhatsApp, Sabtu (7/11/20).

Dalam budi daya ayam broiler dengan sistem inti-mitra, Sang Ayah sempat mempunyai populasi hingga 80 000 ekor setiap minggu. Ini artinya populasi satu kali masa periode adalah 420 000 ekor.

Namun lazimnya kehidupan, usaha terkadang di atas terkadang di bawah. Populasi yang besar tidak serta merta linier dengan keuntungan, tak ayal usaha pun meredup.

Ketika Galih kuliah di Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta usaha orangtuanya mengalami erosi. Hal yang sama dialmai para peternak rakyat lainnya. Namun dia punya keyakinan semua permasalahan ada jalan keluarnya.

“Saya menyimpulkan dalam budi daya penggemukan ayam negeri,  poin penting adalah efisiensi dan teknologi.  Pada 2015, saya mohon izin untuk mengubah sistem inti-mitra menjadi full internal,” tutur dia.

Nama brand orangtuanya, Budi Agung Farm menjadi Budi Agung Jaya Farm.  Galih juga mengubah sistem open house (kadang terbuka)  menjadi full close house (kandang tertutup).  Berawal dari merenovasi satu kandang populasi 8.000 ekor menjadi populasi 20.000 full close house.

Dengan modal awal hanya Rp2 miliar untuk 1 kandang, secara bertahap sekarang sudah mempunyai 5 kandang full close house

Masa pandemi tujuh bulan memberikannya pelajaran lain dan sekali lagi mendorong mencari jalar keluar. Ketika setiap individu harus mengurangi aktivitas fisik, dia memilih untuk menambah aktivitas pikiran.

Terobosan yang dilakukan Galih ide hilirisasi dengan pioner  Juicy Chicken. Galih memasarkan daging ayam karkas dengan konsep penjualan door to door dengan menggunakan media sosial. Diperkuat dengan armada tiga motor, Galih mampu menjual ayam sehari 50 kilogram dengan wilayah pemasaran pemukiman  sekitar Bogor.

Juicy ini adalah suplier untuk dua unit usahanya yang lain.  Budi Agung Jaya Farm mampu mempekerjakan 30 karyawan dengan omzet per bulan mencapai Rp600 juta per bulan untuk semua unit bisnis.

“Saya hanya fokus pada efisensi budi daya, dan fokus pada hilirisasi usaha saya. Untuk pemerintah, saya hanya meminta sebagai pengayom peternak rakyat agar lebih bisa berempati dengan peternak rakyat,” tutup dia (Irvan Sjafari).

Exit mobile version