octa vaganza

Galih Andika Saputra, Petani Milenial dari Klaten

KLATEN—Galih Andika Saputra, seperti halnya banyak pekerja lain terdampak pandemi Coivd-19. Pria berusia 27 tahun sebelumnya bekerja di hotel berbintang di Jakarta, akhirnya banting stir menjadi petani bawang merah di daerah asalnya Klaten.

 “Alhamdulillah, keuntungan sebagai petani bawang merah varietas Tajuk di lahan seluas 3.600 meter persegi mencapai hingga Rp127 juta”, ucap Galih dalam keterangan tertulis, Selasa (2/2/21).

Dia juga membuat terobosan memilih menanam gambas atau oyong di sela musim tanam bawang merah karena curah hujan yang terlalu tinggi.

Hanya dalam 40 hari Galih telah memanen oyong 4 kali dengan harga di tingkat petani Rp5.000 – Rp5.500 per kilogram. Dia menargetkan panen bisa dilakukan sampai 30 kali dalam sekali musim tanam ini.

Camat Kalikotes, Seniwati juga ikut memanen gambas atau oyong yang dibudidayakan Galih memberi apresiasinya. Dia  berharap petani di Kecamatan Kalikotes bisa maju dan berkembang.

“Tidak ada kata terlambat untuk maju, tidak ada kata terlambat meskipun pandemi tetap terus semangat menanam, berbudidaya apa yang berpotensi di Kalikotes. Hidup Petani Milenial,” ujar Seniwati.

Sementara Koordinator BPP Kostratani Kalikotes Lili Frischawati menyampaikan bahwa gambas atau oyong merupakan tanaman hortikultura yang memiliki niai ekonomi tinggi apalagi dibudidayakan petani muda di daerahnya.

Di matanya Galih tekun berusaha dan menghasilkan tanpa keluar kampung dan memperoleh untung besar bisa menjadi pahlawan/wirausaha muda di Klaten.

“Bertani khusunya di bidang hortikultura membutuhkan modal besar dan juga teknologi lebih intensif. Dan Galih Andika Saputra bisa membuktikan kesuksesannya,” tutup Lili.

Exit mobile version