
peluangnews, Jakarta – Dewan Energi Nasional (DEN) mengusulkan pengguna kompor listrik hanya untuk kalangan menengah atas atau orang kaya. Di akhir 2022 lalu, program tersebut dibatalkan oleh PT PLN (Persero) karena banyak dikritik masyarakat. Pasalnya, kala itu yang menjadi sasaran penerima kompor listrik ialah masyarakat miskin yang merupakan pelanggan listrik 450 volt ampere (VA) dan 900 VA. Sementara, kompor membutuhkan listrik dengan daya besar di atas 900 VA.
“Kompor induksi terus digalakkan. (Pemakaian) kompor induksi ini dimulai jangan dari orang miskin, justru dari orang kaya atau menengah ke atas dulu,” ungkap Sekretaris Jenderal (Sekjen) DEN Djoko Siswanto saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (17/1/2024)
Djoko menyebutkan, pembagian kompor listrik ini akan dimulai sebanyak 500 ribu unit. Adapun targetnya hingga tahun 2025, kompor listrik ini bisa dibagikan kepada 700 ribu rumah tangga (RT).
“Kita akan bagikan 500 ribu sejenis kompor induksi untuk rumah tangga memasak. Ini untuk mengurangi impor LPG. Targetnya 700 ribu kami yakin kalau tahun ini bisa distribusi 500 ribu, maka 700 ribu kita juga cukup optimistis,” ungkapnya saat konferensi pers, Rabu (17/1).
Djoko menjelaskan pemerintah sudah membahas terkait kelanjutan program konversi kompor LPG 3 kilogram (kg) ke kompor listrik. Pembahasan ini dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. .
“Kemarin Pak Luhut juga mimpin rapat saya hadir untuk dimulai lagi kompor induksi, jadi kemarin yang sempat dihentikan dimulai lagi, dikaji lagi, mulai yang bisa kita laksanakan mudah-mudahan kompor induksi dimulai lagi,” ungkap Djoko
Djoko menegaskan program tersebut penting dijalankan untuk mengurangi konsumsi subsidi elpiji 3 kg dan sebagai langkah percepatan transisi energi.
“Transisi energi harusnya dari orang menengah atas yang sudah mampu menggunakan kompor listrik. Jadi, program kemarin yang sempat dihentikan, kita mulai lagi kaji lagi,” ujar Djoko Siswanto. (Aji)