Opini  

(Gak Ada) Makan Siang Gratis

Oleh: Imam Faturrohim

Bak kata pepatah orang lama, “Anjing menggonggong kafilah tetap berlalu,” begitulah simulasi makan siang gratis yang digelar Paslon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, 29 Februari lalu di SMP Negeri 2 Curug, Tangerang, Banten. Gak tanggung-tanggung, acara dihadiri Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto.

makan siang gratis
Ilustrasi Makan Siang Gratis | Dok: Kemenko Perekonomian

Lho, apa sudah sangat yakin kalau kubu nomor urut 2 ini memenangkan kontestasi presiden 2024? Pasalnya, hasil pemilu masih dalam hitungan dan pengumuman finalnya belum ditentukan. Selain itu, tudingan pelaksanaan pemilu ini sarat kecurangan masih terus viral.

Baca: Alkisah Pemilu Curang

Anyway, biarlah urusan itu ditangani para petinggi dan panitia penyelenggara pemilu. Saya ingin kasih jempol saja, bahwa Prabowo-Gibran (Pragib) mampu menyajikan program yang menyita perhatian masyarakat, makan siang gratis. Di sejumlah negara maju, program ini sudah sejak lama bergulir.

Di Amerika Serikat, program ini dikenal dengan National School Lunch Program yang dimulai pada tahun 1946. Tujuannya, untuk memastikan bahwa anak-anak dari keluarga berpendapatan rendah atau terpinggirkan memiliki akses terhadap makanan sehat selama jam makan siang di sekolah.

Di Jepang, program ini disebut Gakko Kyushoku (School Lunch Program) atau Gakko Shoku ( School Meal Program) dimulai pada 1954. Program ini memang amat populis, terlihat dengan cukup banyak negara di dunia yang telah melakukan hal yang sama.

Antara lain Swedia yang dikenal dengan Skotmalsalen, Finlandia (Kouluruoka) tahun 1943, Norwegia (Skolemaltid) dan Selandia Baru ( Ka Ora,Ka Ako) tahun 2020.

Pertanyaan besar yang menggantung, bisakah Pragib merealisasikan janji manis ini ?

Berdasar hitungan ekonomi pemerintahan Pragib kudu siapkan dana Rp 400 triliun untuk kasih makan sedikitnya 75 juta warga.

Baca: Program Makan Siang Gratis Masih Tuai Polemik

Dananya dari mana ?

Apakah dari APBN, donasi, atau sumber lainnya? Belum lagi besaran biaya yang dibutuhkan untuk menjalankannya?

Dalam hitungan logistik, bagaimana makanan ini akan disiapkan dan didistribusikan, karena dibutuhkan infrastruktur yang solid dan belum lagi, Indonesia adalah negara kepulauan dengan tantangan geografis yang unik?

Baca: Program Makan Siang dan Susu Gratis Akan Masuk APBN 2025

Apakah akan ada dapur sentral atau kerjasama dengan lokal?

Dari tinjauan sosial, program ini berdampak positif, karena memberi makan siang gratis kalangan keluarga yang masih banyak berjuang memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Masalahnya: bagaimana dengan risiko?

Apakah program ini akan membuat orang-orang bergantung pada bantuan pemerintah?

Berikutnya kita analisis dari hitungan waktu. Jika Pragib betulan lolos putaran satu, kapan program ini akan dijalankan?

Urutannya tentu akan dimulai dari perencanaan dan pembuatan kebijakan sekitar 3-6 bulan. Lalu alokasi anggaran (1-3) bulan, pilot program (3-6 bulan) dan implementasi penuh ( 6-12 bulan).

Baca: TKN Prabowo-Gibran Tak Akan Pangkas Subsidi Energi dan BBM untuk Program Makan Gratis

Secara total, dari perencanaan hingga implementasi penuh, program makan siang gratis bisa memakan waktu sekitar 1 hingga 2 tahun untuk benar-benar berjalan efektif, meskipun langkah awal dapat dimulai dalam beberapa bulan pertama setelah pemilihan.

Waktu yang dibutuhkan sangat tergantung pada efisiensi proses pembuatan kebijakan, ketersediaan sumber daya, dan kemampuan pemerintah untuk mengkoordinasikan program di berbagai tingkatan.

Jadi, janji makan siang gratis dari Prabowo memang terdengar menggiurkan. Namun, ketika kita mulai mempertimbangkan aspek ekonomi, logistik, dan sosial, kita mulai melihat kompleksitasnya.

Apakah ini Realistis?

Jawabannya mungkin bukan hitam dan putih. Tapi satu hal yang pasti, dibutuhkan perencanaan yang sangat matang dan eksekusi yang efisien agar janji ini menjadi kenyataan.

O ya, jangan lupa dengan risiko yang satu ini, penyelewengan. [ImF]

Exit mobile version