octa vaganza

Gadis Desa Krosok Inovasi Teh Eksotis dari Bunga Telang

TULUNGAGUNG—Bunga telang (Clitoria ternatea L)  adalah tumbuhan merambat yang biasa ditemukan di pekarangan atau tepi hutan dan termasuk suku polong-polongan berasal dari Amerika Selatan dan dibawa ke daerah tropis sekitar abad ke 19.

Tanaman ini lebih banyak digunakan untuk tanaman hias, tanaman pagar hingga pakan ternak. Namun belakangan dijadikan olahan untuk minuman hingga makanan. Di antara mereka yang terinspirasi ialah Siti Muafika Rohmah (23 tahun).

Gadis asal Desa Krosok, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur ini  mendapatkan inspirasi ketika mengunjungi sebuah kafe di kota Malang yang menyediakan menu dari bunga telang.

Alumni Agribisnis, Universitas Muhammadyah Malang ini membudidayakan bunga telang di kampungnya di tengah pandemi pada Juni 2020.  Ternyata tanaman ini  cocok  dan tumbuh subur. Modal awal hanya pembelian benih, media tanam, polibag, tidak mencapai Rp100 ribu.

Sebelumnya dia merintis bisnis dari ketika kuliah sejak 2018.  Awalnya hanya menjual benih benih tanaman dan alat penunjang berkebun yang diberi nama agrosend_id (instagram).

 “Produk pertama yang saya kembangkan yaitu bunga telang kering original berbentuk tubruk, kemudian produk keduanya yaitu telang celup yang dilengkapi sirup lemon homemade,” ujar Siti kepada Peluang, Kamis (14/10/21) .

Prosesnya sangatlah sederhana, awalnya bunga telang dipetik kemudian dijemur di bawah terik matahari hingga kering di atas loyang untuk mempercepat proses pengeringan. Jika sudah kering, bunga telang tinggal diseduh dengan air panas dan siap disajikan.

Varian produknya ada telang original, telang celup, tea blend bapak dengan harga Rp10 ribu hingga Rp25 ribu.  Produknya  dipasarkan ke seluruh indonesia secara daring  dengan menggunakan marketplace (shopee, bukalapak, tokopedia), media sosial (instagram, facebook, dan whatsApp.

Pemasaran yang paling besar untuk wilayah Tulungagung, yaitu kedai kopi, angkringan, cafe, dan hotel untuk dijadikan bahan baku minuman dari bunga telang. Sayangya, pandmei membuat tempat-tempat itu ditutup hingga penjualan kerap menurun.

Omzet untuk produk bunga telang  baru berkisar Rp 3-9 juta per bulan. Siti menargetkan dapat meraup pendapatan hingga Rp40 juta per bulan.

“Ke depan, saya  berencana ingin memperluas lahan tanam, melakukan upgrade ke kemasan baru yang lebih bisa menjaga kualitas produk, menciptkan produk turunan dari bunga telang yang dibutuhkan masyarakat,” tutupnya (Irvan).

Exit mobile version