hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

FSAP 2024 Jadi Bukti Menguatnya Ekonomi dan Keuangan di Indonesia

FSAP 2024 Jadi Bukti Menguatnya Ekonomi dan Keuangan di Indonesia/Dok. Ist

Peluang News, Jakarta – Sebagai negara anggota the Group of Twenty (G20), Financial Stability Board (FSB), dan dikategorikan IMF memiliki sektor keuangan yang berdampak sistemik atau systemically important financial sector (SIFS), Indonesia baru saja menyelesaikan Financial Sector Assessment Program (FSAP).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan, asesmen ini merupakan asesmen ketiga usai kedua asesmen yang dilakukan pada 2010 dan 2017 silam.

“Secara umum, hasil asesmen menunjukkan bahwa perekonomian dan sektor keuangan Indonesia berada dalam kondisi yang sehat dengan pertumbuhan yang kuat, stabil, dan cukup resilien dalam menghadapi gejolak eksternal,” ujar Erwin di Jakarta, Senin (26/8/2024).

Ia memaparkan, area asesmen ini meliputi berbagai aspek stabilitas sistem keuangan dengan fokus pada kerentanan (analisis risiko sistemik), seperti kerangka pengaturan dan pengawasan sektor keuangan, manajemen krisis dan jaring pengaman sistem keuangan, serta aspek pengembangan sektor keuangan.

Mengenai hal ini, Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pun menyambut baik hasil asesmen FSAP Indonesia 2024 dan mengapresiasi IMF dan World Bank atas asesmen menyeluruh yang telah dilakukan.

“Apalagi, hasil asesmen ini menunjukkan komitmen otoritas sektor keuangan Indonesia dalam memelihara stabilitas sistem keuangan, melanjutkan agenda reformasi sektor keuangan, mendorong pendalaman pasar, dan mengembangkan infrastruktur sektor keuangan,” ucapnya.

Ia menyampaikan, asesor menilai positif penerbitan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) sebagai faktor penting dalam meningkatkan resiliensi, memperkuat jaring pengaman sistem keuangan dan kerangka penanganan krisis, serta mendorong pengembangan sektor keuangan Indonesia.

Komitmen disiplin fiskal, kinerja makroekonomi yang baik, serta kerangka pengaturan dan pengawasan di sektor perbankan, pasar modal, dan asuransi telah mendukung pengembangan dan penguatan sektor keuangan secara signifikan.

Selain itu, asesor juga menekankan perlunya terus meningkatkan penguatan kerangka pengaturan dan pengawasan dengan pendekatan berimbang dalam bidang keuangan digital dan fintech serta keuangan berkelanjutan.

Kemudian, Indonesia dinilai juga harus terus memonitor dan memitigasi risiko yang berasal dari berbagai sumber, baik ketidakpastian global, domestik maupun perubahan iklim.

“Rekomendasi yang dihasilkan dari asesmen FSAP diharapkan dapat terus meningkatkan kualitas dan kapasitas otoritas di sektor keuangan dalam rangka pengaturan, pengawasan, pengembangan, dan penguatan sektor keuangan domestik,” tuturnya.