
Peluang News, Denpasar, — Lebih dari 40 koperasi dari berbagai wilayah di Bali berkumpul dalam Forum Bisnis dan Investasi bertajuk “Investasi Bijak, Bisnis Tangguh, dan Finansial Hebat di Tengah Gejolak Ekonomi” yang digelar di Hotel Quest San Denpasar pada Sabtu (19/4). Forum ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi koperasi, khususnya dalam mendorong produksi gula merah dalam skala besar sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan nasional.
Forum Bisnis Bali yang digagas oleh Koperasi Konsumen Kana ini bertujuan membuka jalur kerja sama antar koperasi dalam membangun bisnis riil yang berdampak langsung pada kebutuhan masyarakat.
“Ketika kita bicara soal ketegangan perdagangan global seperti antara China dan Amerika Serikat, tentu akan berdampak pada ekspor. Namun, untuk kebutuhan dalam negeri, kita tidak terpengaruh. Justru inilah saatnya koperasi bergerak memperkuat kemandirian pangan nasional,” ujar Jonathan Danang Wardhana, Ketua Koperasi Kana, usai acara.
Jonathan menjelaskan bahwa saat ini Koperasi Kana tengah menjalin kemitraan strategis dengan koperasi-koperasi di Bali untuk memproduksi gula merah secara massal. Produksi ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor, mengingat konsumsi gula nasional masih sangat tinggi, mencapai sekitar 7 juta ton per tahun.
Saat ini, produksi gula merah terpusat di Kediri, Jawa Timur, dengan kapasitas sekitar 30 ton per hari. Dengan dukungan koperasi lainnya, target produksi ditingkatkan menjadi 100 ton per hari. Ekspansi juga direncanakan dengan pembangunan pabrik baru di Banyuwangi (Jawa Timur) dan Kabupaten Agam (Sumatera Barat).
“Koperasi tidak boleh hanya sibuk di simpan pinjam. Kita harus masuk ke sektor riil dan memenuhi kebutuhan nyata masyarakat,” tegas Jonathan. Ia mencontohkan koperasi di Bali yang telah berhasil mengekspor arak Bali sebagai produk unggulan lokal.
Jonathan menambahkan bahwa forum ini tidak hanya membahas peluang kolaborasi bisnis, tetapi juga menjadi ajang berbagi informasi terkini mengenai kondisi ekonomi nasional. Dalam kegiatan tersebut, turut hadir Wakil Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) dan sejumlah pelaku koperasi nasional.
Respon Positif dari Dekopin
Pengurus Pusat Dekopin, I Wayan Sumerta, menilai inisiatif Koperasi Kana sebagai respons konkret atas perubahan dalam sektor keuangan nasional, khususnya menurunnya peran intermediasi bank.
“Intermediasi perbankan sedang mengalami transisi. Kini pemilik dana dan pengguna dana bisa terhubung langsung. Ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi koperasi untuk mengambil peran lebih besar dalam ekonomi nasional,” kata Sumerta.
Arah Baru Investasi Koperasi
Sementara itu, Maykel Grey, Chief of Agency Officer Koperasi Kana, menegaskan bahwa koperasi memiliki posisi strategis dalam menciptakan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan.
“Melalui forum ini, kami membuka peluang kemitraan, memperkenalkan unit-unit usaha koperasi, dan mengeksplorasi bentuk investasi yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga berdampak sosial,” jelas Maykel.
Ia berharap forum ini menjadi langkah awal menuju kolaborasi koperasi yang lebih produktif dan berkelanjutan.
“Kami siap bersinergi, berinovasi, dan membangun ekosistem usaha yang kokoh dan adaptif di tengah dinamika ekonomi global,” tutupnya. (RO)