octa vaganza
Berita  

Forkopi Segera Gelar Kongres Koperasi

Sidogiri (Peluang):  Berbagai masukan yang akan mempekuat pasal-pasal dalam UU Perkoperasian baru,  terus disumbangkan oleh Forum Koperasi Indonesia (Forkopi). Sejumlah pelaku koperasi yang tergabung dalam forum ini agaknya tak ingin lagi kecolongan dengan  Rancangan Undang-Undang (RUU) Koperasi yang di masa lalu sangat tidak berpihak pada kelangsungan usaha koperasi.

Ketua Forkopi Andy Arslan Djunaid saat membuka Focus Group Discussion (FGD) RUU Perkoperasian Rabu (8/2/2023) di Sidogiri JawaTimur   mengatakan bahwa segenap elemen koperasi ingin bersama membangun Indonesia melalui koperasi. Ia  menyinggung kasus KSP Indosurya yang baru-baru ini mencoreng citra perkoperasian yang bergerak dengan benar.  “Oleh karenanya, segenap insan koperasi harus melawan stigma negatif ini dengan karya-karya nyata, saya sepakat apabila kita segera menggelar Kongres Koperasi guna menyatukan segenap visi dan misi insan perkoperasian sehingga  segala image negatif bisa disikapi bersama,” ujar Andy Djunaid.

FGD RUU Perkoperasian yang berlangsung di Kantor  Pusat UGT Nusantara itu merupakan putaran ketiga  setelah sebelumnya digelar di Yogyakarta (8/1) dan Jakarta (20/1).  Pada putaran ketiga ini hadir tim 5 Kemenkop yang menjadi penyusun RUU Perkoperasian, Noer Soetrisno dan Agung Nur Fajar.   FGD dibagi menjadi 3 komisi, Komisi A membahas tentang pengawasan kegiatan simpan pinjam oleh koperasi, Komisi B membahas penjaminan simpanan/pinjaman dan penyehatan kegitan simpan pinjam oleh koperasi dan komisi C membahas literasi perkoperasian dan diplomasi parlemen.

Framing negatif

Mempertegas  pernyataan Andy A Djunaid perihal dampak  buruk Indosurya terhadap perkoperasian secara nasional,  Ketua Kopsyah BMI Kamaruddin Batubara mengatakan, soal tersebut harus dimaknai sebagai framing negatif yang harus ditangkal bersama. “Indosurya ini koperasi palsu.  Karenanya  isu ini harus kita tangkal, caranya adalah dengan menuliskan berita baik tentang koperasi dan memastikan praktek Indosurya ini bukan koperasi,” ujarnya.  Dia menambahkan, sudah saatnya orang-orang koperasi secara terus menerus mempromosikan koperasinya masing-masing, agar masyarakat bisa mengenali mana koperasi yang benar-benar koperasi dan mana pula koperasi tipu-tipu ala Indosurya.

Kamaruddin berharap,  pemerintah  dapat  bertindak untuk melindungi koperasi dan tidak menyamakan pengertian KSP dengan Bank. Karena, lanjut dia,   koperasi ini sejarahnya berbeda dengan bank.

“Banyak koperasi yang berkembang dari modal kecil bahkan Kospin Jasa yang saat ini beraset Rp 10 triliun  berawal dari Rp 4 juta, UGT Sidogiri yang assetnya Rp 3 triliun  berawal dari Rp 13 juta saja,” ujarnya. Namun demikian, masih kata Kamaruddin,  koperasi juga hendaknya semakin terbuka melaporkan kontribusinya kepada pembangunan bangsa. Tidak boleh lagi ada koperasi yang lalai dalam menyelenggarakan RAT apalagi lalai dalam menjaga amanah anggotanya.  “Saya setuju jika dalam waktu singkat ini kita menggelar  kongres koperasi. Kegiatan ini tidak hanya menjadi show of force gerakan koperasi, tetapi juga   menunjukkan kontribusi dan jatidiri koperasi yang sebenarnya, “ tandas Kamaruddin.  

Ketua UGT Nusantara Abdul Madjid Umar  berharap FGD putaran ke 3 yang digelar Forkopi  dapat  memberikan manfaat pada pengembangan koperasi di Indonesia. “Saya akan lebih senang lagi dan siap memberikan dukungan apabila  dalam pertemuan ini Forkopi memutuskan melaksanakan  Kongres Koperasi Indonesia, “ ujarnya. (Irm)

Exit mobile version