hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

FORKOM KBI BANTU PEMBELIAN SAFETY BELT KURANGI RISIKO KECELAKAAN PENDERES GULA KELAPA

Tingginya angka kecelakaan yang dialami para penderes gula kelapa di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah belakangan cukup meresahkan lantaran produk gula kelapa merupakan andalan ekonomi masyarakat di daerah tersebut. Data resmi Pemda Banyumas menyebutkan per Nopember 2019 tercatat  sebanyak 20.580 penderes yang tersebar di 20 kecamatan. Dalam tiga tahun terakhir terjadi  236 kecelakaan, dimana sebanyak 236 penderes mengalami cacat dan 87 orang meninggal dunia. 

Untuk mengurangi risiko kecelakaan tersebut, Forum Komunikasi Koperasi Besar Indonesia (Forkom KBI) pertengahan Desember lalu bersilaturahmi dengan Bupati Banyumas Achmad Husein sambil menyerahkan donasi sebesar Rp 100 juta untuk pembelian safety belt penderes.  Jumlah donasi sebesar itu, kata Sekretaris Forkom KBI Irsyad Muchtar merupakan stimulan yang diharapkan dapat menggugah para donatur lainya untuk membantu para penderes.

“DIlihat  dari jumlah penderes yang sekitar  20 ribu an orang lebih, dan harga sebuah safetybelt sekitar Rp 600 ribu per unit, maka bantuan kami hanyalah sekadar pendorong saja agar donatur lainnya tergerak membantu,” ujar Irsyad saat menyerahkan donasi yang diterima oleh Ketua Dekranasda Kabupaten Banyumas Erna Husein di Purwokerto JawaTengah. Bantuan sebesar itu antara lain berasal dari KSPPS Pracico, KSP Sejahtera Bersama, KSP Makmur Mandiri, KOAPGI, Koperasi Karyawan Garuda Maintenance Facility, Kopkar Tanker Pertamina Perkapalan dan KSP Nasari.

Dalam sambutannya, Bupati Achamd Husein mengatakan  pihaknya tekah melakukan berbagai cara untuk menekan angka kecelakaan tersebut, baik melalui penyuluhan, bantuan peralatan serta mengundang partisipasi sejumlah donatur yang peduli pada nasib penderes gula kelapa.  “ Bantuan  dari Forkom KBI segera kami belikan safety belt atau sabuk pengaman. Dengan dana sebesar ini, nantinya akan ada sekitar 130 penderes yang bisa menggunakan alat ini,” ujar Bupati.

 Penderes gula kelapa yang jatuh menjadi persoalan besar di Kabupaten Banyumas. Apalagi kabupaten ini  merupakan sentra gula kelapa terbesar di Indonesia. Setiap tahunnya sekitar 160 penderes gula kelapa terjatuh dari pohon kelapa dan 40 orang di antaranya meninggal dunia.  

“Kemarin musim kemarau tidak banyak yang jatuh. Jika terjatuh otomatis risikonya nyawa melayang, kalau tidak cacat. Bantuan Rp 100 juta itu sangat bermanfaat, bisa mendapat sekitar 130 alat safety belt. Bisa menyelamatkan banyak penderes, kalau penderes disiplin menggunakannya,” kata bupati.

Dengan adanya bantuan seperti ini akan sangat meringankan beban anggaran daerah. Karena jika pengadaan safety belt  ditanggung sendiri oleh pemerintah daerah pastinya terlalu berat.  

Bupati menegaskan bantuan hanya akan diberikan kepada penderes yang  telaten dan  mau menggunakan alat keselamatan tersebut. “Kita akan kasih kepada mereka yang mau berjanji akan pakai. Kalau tidak pakai ya tidak usah, mahal-mahal tidak dipakai dan itu demi mereka sendiri. Mungkin agak pelan naiknya tetapi lebih baik pelan tapi selamat dari pada cepat-cepat kemudian celaka,” pungkas bupati. (Rez)

pasang iklan di sini