Sejak awal menggagas kelahiran Koperasi Simpan Pinjam Makmur Mandiri (KMM), Tumbur Naibaho hanya mengintip satu peluang usaha, menyasar anggota di segmen pekerja industri menengah bawah. Kini di tahun ke 10, kiat bisnisnya terbukti ampuh mengantarkan KMM menjadi koperasi tingkat nasional dengan segmen anggota khusus.
Selintas tidak ada pembeda antara KMM dengan koperasi simpan pinjam lain yang umumnya menyasar masyarakat umum sebagai pasar. Tetapi jika melongok lebih dalam, akan tampak bedanya, di mana koperasi ini selektif memilih anggotanya, yaitu hanya para pekerja industri atau pabrik dengan income menengah bawah. Lantaran itu tidak heran jika, pengembangan kantor-kantor KMM yang hingga kini sudah 117 cabang menyebar di 18 provinsi umumnya berlokasi di area pabrik. Jumlah cabang terbanyak di Bekasi, Karawang, Cikampek dan Tangerang, kawasan industri yang memang terbesar di Jawa Barat dan Banten.
Dalam rentang 10 tahun mengembangkan KMM, Tumbur mengatakan selain fokus dalam usaha, ia merekrut banyak tenaga muda berusia 20 an yang ditempatkan di berbagai kantor cabang. “Kami ingin tunjukkan bahwa kaum muda juga mau menimba hidup di perkoperasian, dan koperasi juga tidak identik dengan sekumpulan orang-orang tua yang purna tugas,” ujarnya kepada PELUANG saat berbincang dalam acara kunjungan bersama Menteri Koperasi UKM ke Tugu Prasasti Gerakan Koperasi di Tasikmalaya, April lalu.
Dengan dukungan tenaga muda enerjik, Tumbur memang ingin mencapai target lebih tinggi lagi. Ia ingin KMM tersebar di seluruh provinsi di tanah air. Untuk mencapai tujuan itu, Tumbur menerapkan pengelolaan koperasi dan unit usaha secara profesional dengan menerapkan Good Corporate Governance. “Kami ingin tumbuh besar bersama anggota karena anggota adalah aset terbesar yang harus kami layani dengan semboyan jujur, ramah, senyum dan bersahabat,” tukasnya.
Sebagai upaya peningkatan cabang usaha tersebut, tahun ini KMM menambah lima cabang baru yaitu di Mojokerto, Jatim, Purwokerto dan Pekalongan, Jateng, Bengkulu Kota, dan Pangkalan Bun Kalimantan Tengah. Kelima daerah baru itu, lanjut Tumbur sudah melalui tahapan survey dan dinilai cocok dengan segmen pasar KMM. Bengkulu misalnya, banyak tumbuh industri kecil, Pangkalan Bun dengan industri sawit, atau Purwokerto dan Pekalongan yang padat dengan industri rumahan.
Untuk penyebaran ke provinsi baru, Tumbur merencanakan membuka cabang di kawasan industri Bitung di Sulawesi Utara dan Tarakan di Kalimantan Utara. Tahun ini KMM targetkan jumlah cabangnya tersebar di 20 provinsi. (Irm)