PURWOKERTO—-Direktur Koperasi Utama Nusantara (Kopkun) Institute Firdaus Putra tidak pernah melupakan mata kuliah Teori Kritik sosial yang pernah diikutinya sewaktu menjadi mahasiswa di Jurusan Sosiologi Universitas Soedirman.
“Salah satu isi mata kuliah itu mengkritisi berkaitan bagaimana kapitalisme bekerja. Namun kritik-kritik itu tidak berujung, misalnya menjawab membangun sistem alternatifnya hingga bagaimana melakukan pengorganisasian sumber daya dan bisnisnya?” kenang Firdaus kepada Peluang, Rabu (4/9/19).
Jawaban praktis itu ditemukannya saat dia bergabung dengan Koperasi Karya Utama Nusantara pada 2009. Koperas. Koperasi itu punya semangat demokrasi, humanis, dan memiliki tingkat keberlanjutan tinggi,”
Sekalipun dirinya pada awal tidak pernah memilih koperasi sebagai jalan hidup. Bergabung dengan koperasi awalnya bukan pilihan serius, tetapi dalam perjalanannya berkecimpung di koperasi memikatnya, karena ada sisi kewirausahawannya.
“Saya orang Pekalongan yang dibesarkan dalam keluarga wiraswasta. Tentu saja spirit entrepreneurship ada dalam diri saya,” tutur peraih Magister Administrasi Publik Unsoed ini.
Salah satu inovasi dari Firdaus untuk Kopkun adalah mendirikan Toko Kopkun Swalayan di Jalan HR Boenyamin, Purwokerto, yang suasananya seperti toko serba ada modern, bukan hanya kebutuhan pokok, tetapi juga mainan dan barang elektronik.
Firdaus juga menggagas Kopkun Institute sebagai lembaga studi dan pengembangan koperasi. Harapannya bisa mendorong praktik berkoperasi yang baik di Indonesia, di antaranya melalui gagasan dan diskursus.
“Kami melihat produksi dan reproduksi pengetahuan perkoperasian di Indonesia cukup minim. Nah Kopkun Institute ingin mewarnai itu juga. Sehingga di dalamnya ada akademisi dan peneliti juga,” ungkap Firdaus.
Lanjut dia secara umum Kopkun Institute bekerja pada dua hal: mempraktikkan teori, yakni ketika melakukan pendampingan atau develop model. Di sisi lain adalah menteorikan praktik, yakni proses dokumentasi untuk mensistematisir model.
“Kopkun Institute sendiri isinya adalah para praktisi koperasi, akademisi, peneliti, mahasiswa hingga Bantuan Hukum,” jelas Firdaus.
Kopkun Institute mendirikan dua perusahaan, yaitu PT.Kolaborasi Prakarsa Unggul, ini adalah perusahan konsultan bisnis dan manajemen, untuk melayani koperasi, BUMDes dan sebagainya.
Yang kedua adalah PT InnoCircle Initiative, ini adalah lembaga inkubator startup coop, yang fungsinya untuk menginkubasi startup-startup coop.
“Sementara dari kalangan akademisi dan peneliti terlibat dalam kajian dan riset,” pungkas dia (Irvan Sjafari).