hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Ragam  

Fintech Syariah Indonesia Diakui Dunia

Jakarta (Peluang) : Fintrch syariah berperan memajukan ekonomi syariah nasional.

Ketua Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI), Ronald Wijaya mengatakan, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan fintech syariah dan menduduki posisi strategis di dunia. 

Menurut laporan The Global Islamic Fintech Report (GIFT) 2022, Indonesia menempati posisi tiga dalam GIFT Index Score, setelah Malaysia dan Arab Saudi.

Terbaru kata Ronald, hadir pemain fintech syariah yaitu Ethis dan ALAMI memperoleh penghargaan Global Islamic Finance Award (GIFA) 2022.

“Semakin banyak pemain fintech syariah yang kerjanya diakui secara global. Ini membuktikan Indonesia cukup layak dapat perhatian. Karena potensi ekonomi syariah di Indonesia ke depan jauh lebih besar,” ujarnya.

Ronald berharap fintech syariah memainkan peran yang lebih konkret dalam mendorong kemajuan ekonomi syariah nasional. Hingga akhirnya dapat berkontribusi pada perkembangan fintech syariah secara global

Secara rinci ia menjelaskan, dengan kapitalisasi pasar yang mencapai 79 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.185,4 triliun secara global pada 2021, fintech syariah diproyeksi akan meningkatkan kapitalisasinya jadi 179 miliar dolar AS atau Rp 2.686 triliun pada 2026. 

Indonesia diprediksi mengalami kenaikan volume transaksi fintech syariah dari sekitar 4,24 miliar dolar AS atau sekitar Rp 63,6 triliun pada 2021 menjadi 11,26 miliar dolar AS atau Rp 168,9 triliun pada 2026.

Menurut laporan GIFT 2022, saat ini ada sekitar 375 fintech syariah secara global. Industri ini menunjukan sinyal penguatan atau maturity. Malaysia, Uni Emirat Arab, dan Indonesia menunjukan potensi sebagai leading hubs.

Ronald mengatakan,  industri fintech syariah dalam negeri terus berkembang. Saat ini jumlah fintech syariah yang terdaftar, berizin, dan tercatat di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ada 22 fintech. 

Di antaranya dua fintech syariah pembayaran, delapan peer to peer lending, dua securities Crowdfunding, dan delapan inovasi keuangan digital.

“Perkembangan di Indonesia sangat baik, sekarang sudah banyak bermunculan fintech-fintech syariah baru yang sedang dalam proses pendaftaran di OJK,” ujarnya.

Menurutnya, semakin banyak big player yang masuk ke sektor teknologi sehingga menjadi potensi besar ekonomi syariah kedepannya.

Wakil Ketua Eksekutif Securities Crowdfunding (SCF) AFSI, Budiman Indrajaya menyampaikan jumlah fintech syariah di Indonesia memang lebih banyak dibandingkan negara lain.

Namun demikian, menurutnya, skala kapitalisasinya masih lebih kecil dibanding negara lain. Jumlah fintech konvensional di Indonesia berjumlah lebih dari 100, sehingga porsi fintech syariah masih sangat kecil jika dibandingkan dengan para pemain konvensional di dalam negeri.

“Potensi fintech syariah masih sangat besar, dengan jumlah yang ada saat ini saja kita sudah di rangking tiga. Jadi kita punya peluang besar,” kata Budiman.

Malaysia yang menduduki posisi pertama dalam GIFT 2022 mendapatkan banyak dukungan, baik dari keberpihakan masyarakat maupun regulatornya. 

Volume transaksi fintech syariah di Malaysia dan Arab Saudi bisa sangat besar karena keberpihakan tersebut.

Dana-dana pemerintahan dan ritel lebih banyak ditransaksikan melalui institusi keuangan syariah, baik secara sukarela maupun kewajiban. 

“Fintech syariah di Indonesia harus meningkatkan kemampuan dan kelayakan agar dapat menikmati dukungan seperti Malaysia dan Arab,” tandas Budiman.

pasang iklan di sini